Meskipun diketahui bahwa orang tua patut menghindari kata “tidak” dan “jangan” pada anak, namun ternyata tidak selamanya harus seperti itu!
Menurut psikiater Melissa Deuter, kata “tidak” pada anak memang bukanlah persoalan mudah untuk sebagian orang tua.
Apalagi jika memintanya dengan ekspresi yang memelas.
Meski begitu, mengucapkan kata “tidak” pada anak bukan berarti tidak sayang! Justru hal tersebut merupakan bagian dari pola asuh positif untuk membangun mentalnya di masa yang akan datang.
Sebagai orang tua, sudah sepantasnya kamu dapat mengajarkan pada sang buah hati mengenai prioritas agar kedepannya dia mengetahui mana yang hanya keinginan dan mana yang memang kebutuhan.
Mengetahui pentingnya hal tersebut, berikut Djonews.com telah merangkum 5 dampak jika orang tua terus-menerus menuruti keinginan anak.
Kurang memiliki daya saing
Proses tidak pernah mengkhianati hasil. Kalimat tersebut memang benar adanya.
Ketika kamu mengajarkan anak arti dari perjuangan, maka bukan tidak mungkin jika nantinya dia akan lebih menghargai proses tersebut.
Beda halnya jika kamu membiasakan segala sesuatu yang instan pada anak, bisa jadi nantinya dia tidak memiliki daya saing yang baik.
Dia akan lebih mudah menyerah karena telah dibiasakan untuk mendapatkan sesuatu tanpa perjuangan.
Maka dari itu, biasakan anak untuk melaksanakan kewajibannya terlebih dahulu sebelum mendapatkan haknya.
Didiklah dia menjadi anak yang berdaya saing tinggi, agar nantinya dapat lebih mudah meraih masa depan.
Lebih temperamen
Ketika kamu selalu menuruti permintaan anak, maka bukan tidak mungkin pula nantinya dia akan lebih mudah marah ketika kamu sebagai orang tua tidak mengabulkan apa yang jadi permintaannya.
Anak yang selalu dituruti permintaannya cenderung lebih egois dan berakibat buruk bagi emosionalnya.
Ketika anak sudah terbiasa terpenuhi segala kebutuhannya, namun di satu kesempatan ia menyadari bahwa keinginannya tak dapat terpenuhi maka bisa saja dia mendadak naik darah.
Oleh karena itu, sebelum membentuk karakter yang buruk pada dirinya, segeralah ubah metode asuh ya!
Baca juga: 7 Jenis Pola Asuh untuk Anak Masa Kini
Cenderung malas dan manja
Mengetahui bahwa dirinya akan mendapatkan segala sesuatu yang diinginkan tanpa harus bekerja keras, maka mungkin saja si Kecil cenderung menjadi anak yang pemalas dan manja.
Bukan salah mereka sepenuhnya! Kamu sebagai orang tualah yang harus mendidiknya untuk dapat bertahan hidup tanpa tergantung oleh orang lain, bahkan pada orang tuanya sendiri.
Begitulah dampak jika orang tua selalu menuruti keinginan anak.
Lebih mudah tantrum
Anak usia 1-3 tahun memang rentang mengalami tantrum. Untuk mengatasi tantrum pada anak adalah ketegasan orang tua.
Meskipun wajar terjadi, bukan berarti kamu dapat membiarkannya begitu saja atau justru selalu mengiyakan keinginannya.
Sudah seharusnya saat itu kamu segera menjelaskan padanya mengenai apa yang bisa kamu turuti dan apa yang tidak.
Dengan begitu, maka kamu sama saja sudah menanamkan pengertian padanya sejak kecil agar tantrum yang ia alami tidak terjadi berkepanjangan.
Baca juga: 7 Cara Mengatasi Anak yang Tantrum di Depan Umum
Sulit untuk berempati
Hal terakhir yang akan berakibat buruk pada si Kecil ketika selalu dituruti adalah rendahnya rasa empati pada orang lain.
Anak yang selalu dituruti akan merasa segala sesuatu mudah untuk didapatkan, begitupun apa yang dia pikirkan pada kesulitan orang lain.
Dia akan merasa orang lain dapat dengan mudah pula mendapatkan sesuatu seperti apa yang dia sendiri rasakan. Dengan begitu, rasa empati pada dirinya pun perlahan berkurang.
Itulah 5 dampak jika orang tua terus-terusan menuruti keinginan anak. Maka dari itu, stop menuruti keinginan anak jika memang tidak sesuai dengan kebutuhannya!
Semoga bermanfaat!
Tinggalkan Balasan