Tetap Rukun Walau Beda Pilihan

Djonews.id – Temanggung, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel meminta para calon kepala Desa di Temanggung yang terpilih menjadi kepala desa untuk bisa tetap mempersatukan warganya. Hal tersebut disampaikannya di sela-sela melakukan kunjungan ke sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) dalam Pilkades serentak di Temanggung kamis kemarin (09/01).

Rycko mengungkapkan, kerawanan usai penghitungan suara dalam Pilkades tentu saja ada. Kekecewaan para pendukung yang kalah pasti ada. “Maka dari itu pihak yang menang, terlebih pendukungnya, tidak usah berlebihan dalam merayakan (kemenangan). Pihak yang kalah juga tidak perlu berlebihan melakukan reaksi terhadap kekalahannya,” ucapnya.

Orang nomor satu di Polda Jateng itu juga menyampaikan, dari beberapa pantauan bersama Bupati Temanggung M Al Khadziq dan Wakil Bupati Temanggung Ibnu Heri Wibowo, semua berjalan dengan lancar. “Beberapa TPS yang diprediksi rawan, sekitar 20-an TPS dengan indikatornya adalah jumlah pemilih, DPT-nya di atas 3 ribu, kami pantau berjalan dengan lancar.”

Ia menilai kelancaran pesta demokrasi enam tahun sekali tersebut membuktikan bahwa masyarakat Temanggung dewasa dalam berdemokrasi.

Sementara itu, Pilkades di Desa Campurejo, Kecamatan Tretep, berbeda dengan 214 desa lain yang menggelar Pilkades serentak 2020. Panitia Pilkades menata Tempat Pemungutan Suara (TPS) layaknya sebuah rumah tempo dulu. Berdinding gedhek atau gribik dengan perabotan kursi rotan dan meja kayu layaknya ruang tamu rumah kuno. TPS dikemas begitu menarik.

Calon Kepala Desa yang bersaing adalah petahana Agus Setyawan dan Panca Dewi yang juga istri Agus. Kedua kandidat duduk di ruangan tamu yang di dindingnya terpasang foto presiden RI pertama Soekarno. Ditemani sejumlah sesepuh desa mereka santai mengobrol sambil menyaksikan jalannya pemungutan suara. Sesekali pemilih masuk ke bilik menyalami kedua calon Kepala Desa.

Menurut Ketua Panitia Pilkades Sujoko, desain nuansa pedesaan tempo dulu tersebut merupakan kreasi seluruh panitia yang kebanyakan anak muda. Panitia ingin memunculkan kembali nuansa pedesaan yang asli masyarakat pegunungan yang sebagian besar petani tembakau. Pelaksanaan pilkades di kawasan Gunung Prau tersebut menyediakan hadiah bagi pemilih, yakni berupa satu unit sepeda motor, lima unit TV, tiga ekor kambing, dan puluhan hadiah hiburan lainnya serta pementasan kesenian berupa rebana, kuda lumping, topeng ireng, dan musik campursari. Selain itu, para pemilih yang datang ke TPS tersebut juga disediakan makan dengan menu berupa sayuran, daging sapi, dan telur.(sy)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *