Djonews.com, SEMARANG – Tersiar kabar bahwa di pondok pesantren Shirotul Mustaqim yang berada di wilayah RW II kelurahan Manyaran Kecamatan Semarang Barat ada yang terkena Covid-19 membuat Lurah Manyaran Taat melakukan penyemprotan disinfektan ke ponpes tersebut.
Taat sapaan akrabnya mengatakan bahwa sebelumnya di wilayah RW II kedatangan tamu dari Salatiga yang tujuannya adalah bertemu dengan Marzuki. Selanjutnya tamu tersebut mengajak Marzuki untuk menengok bayi yang masih kerabatnya.
“Anaknya yang dari Salatiga datang kerumah orang tuanya buat nengok saudaranya yang habis melahirkan, mungkin mereka bersalaman sehingga Marzuki bisa tertular.” Terang Lurah tersebut.
Perlu diketahui Marzuki adalah salah satu pengurus dan juga guru di Ponpes Shirotul Mustaqim sehingga dia tetap berkantor dan melakukan aktivitas seperti biasa serta tidak mengetahui bahwa dirinya tertular Covid-19. Akibatnya terdapat 18 anak yang tertular Covid-19.
“Waktu itu beliau (Marzuki) tidak mau melakukan swab tes, lha anaknya yang di Salatiga ini waktu di check ternyata positif dan di rawat di RS Salatiga,”tambahnya.
Dari informasi tersebut pihak kelurahan Manyaran bekerja sama dengan Puskesmas setempat melakukan swab test di Ponpes Shirotul Mustaqim hasilnya 18 anak terkonfirmasi positif Covid-19 langsung di bawa ke Rumdin Walikota untuk isolasi.
Taat mengingatkan kepada ketua RW agar bila ada tamu yang berkunjung ke wilayahnya agar tetap selalu mematuhi protokol kesehatan seupaya kejadian seperti ini tidak terulang kembali.
Sementara itu Ketua RW II, Mugiyana membenarkan kejadian tersebut. Sehingga warga membantu dengan mengadakan iuran secara sukarela selanjutnya diberikan kepada warga yang terpapar Covid-19.
“Ada warga kita yang kena Covid-19 kita sepakat akan mengadakan iuran secara sukarela,”ujarnya.
Sementara itu petugas dari BPBD kota Semarang melakukan penyemprotan dengan menggunakan truk dan manual diwilayah RW II yakni diwilayah Ponpes Shirotol Mustaqim serta area jalan diwilayah tersebut yang sering dilewati oleh warga.dky