Djonews.com, DEMAK – Tanggul Sungai Tuntang yang melintasi wilayah Dukuh Gobang, Desa Trimulyo, Kecamatan Guntur kemarin jebol. Akibatnya, air bah langsung merendam perkampungan warga.

Ribuan rumah ikut kebanjiran. Ini karena posisi tanggul jebol Sungai Tuntang tersebut lebih tinggi posisinya dibandingkan perumahan warga. Hingga siang kemarin, tercatat ada 1.500 jiwa warga satu dukuh yang terdampak banjir. Desa Trimulyo sendiri terdapat 6 ribu jiwa yang tersebar di beberapa dukuh.

Masyarakat bersama petugas TNI/Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), PMI, personel Banser, dan relawan lainnya turun untuk membantu menanggulangi banjir serta mengevakuasi warga yang menjadi korban banjir.

Salah satu titik evakuasi berada di Balai Desa Trimulyo. Warga dievakuasi dengan perahu karet serta diangkut truk petugas. 

Dandim 0716/Demak Letkol Arh M Ufiz bersama Kapolres Demak AKBP R Fidelis Timoranto, Kepala BPBD Demak Agus Nugroho LP dan pejabat terkait lainnya langsung memimpin proses evakuasi.

Tanggul jebol terjadi sekitar pukul 09.30 yang diawali dengan rembesan air. Upaya pemadatan pun langsung dilakukan untuk mencegah jebol. Namun kekuatan air yang lebih besar tidak mampu ditahan.

Akhirnya, tanggul jebol sepanjang 13 meter dengan ketinggian tanggul yang jebol 15 meter serta ketebalan tanggul 6 meter. Sekitar pukul 10.30, air sudah masuk ke perkampungan warga. Lantaran rumah kebanjiran, warga kemudian diungsikan.

Di RT 1 RW 3 Dukuh Gobang misalnya, terdapat 160 kepala keluarga (KK) yang dievakuasi. Selain itu, di Desa Solowire juga terdampak limpasan banjir. Pada pukul 11.45, ketinggian air sekitar 50 hingga 100 sentimeter. Debit air juga bertambah.

Air mengalir deras dari arah tanggul jebol. Desa lain yang terdampak adalah Desa Ploso dan Desa Grogol, Kecamatan Karangtengah.

Sementara itu, sebelumnya, banjir sudah melanda Dukuh Wareng, Desa Kebonagung akibat limpasan air Kali Tuntang sepanjang 500 meter. Kemudian, hal serupa terjadi di Dukuh Gedangan, Desa Pilangwetan, Kecamatan Kebonagung. Kampung ini masuk zona banjir lantaran berada di bantaran sungai.

Kepala pelaksana BPBD Demak, Agus Nugroho LP mengatakan, terkait dengan tanggul jebol di Sungai Tuntang, pihaknya telah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana dan Pengelola Sumberdaya Air (PSDA) Provinsi Jateng.

“Kita akan berupaya menanggulangi bencana ini dengan menutup kembali tanggul yang jebol,”katanya. Kasatkorcab Banser Demak, Teguh Ali Irfan mengatakan, semua anggota Bagana Banser turut membantu menutup tanggul jebol tersebut.  Selain itu, ikut mengevakuasi korban banjir.

“Kita koordinasi dengan Tim SAR yang ada,”ujar dia kemarin.

Kapolres Demak AKBP R Fidelis menyampaikan, setidaknya pihaknya bersama Kodim setempat mengerahkan 2.500 personel untuk menanggulangi bencana banjir. “Semua kita kerahkan. Kita tidak berpikir ada anggaran atau tidak. Tapi, ini adalah kemanusiaan. Semua harus bergerak bersama menolong masyarakat yang kena banjir,”katanya.

Bupati Demak HM Natsir disela apel Satgas Jogo Kali di Alun Alun Kota Demak kemarin menyampaikan, wilayah Kabupaten Demak sangat rawan terkena banjir kiriman dari wilayah atas, Ungaran maupun Salatiga. Air mengalir deras melalui sejumlah cabang sungai besar, termasuk lewat Sungai Tuntang tersebut.

“Sejak malam kita sudah berkeliling memantau ketinggian air yang mengalir di Sungai Tuntang,”katanya.

Terkait tanggul jebol tersebut, bupati segera melakukan penanganan.”Yang terpenting saat ini adalah mengevakuasi warga agar tidak ada korban jiwa,”katanya.

Pemkab juga segera mengirimkan air bersih untuk kebutuhan air minum dan MCK. Mobil MCK diparkir di halaman Balai Desa Trimulyo, halaman Kecamatan Guntur dan UPTD Guntur. Ketua PMI Demak, dr Singgih Setyono mengatakan, PMI mendirikan dapur umum untuk membantu memasok makanan untuk warga korban banjir.

“Terus kita pantau terkait kebutuhan dan distribusi makanan ini,”.(st)

Bagikan:

Tags:

Tinggalkan komentar