DjoNews.com – Bukan hanya orang dewasa saja yang dapat merasakan emosi, seorang anak pun dapat pula memiliki rasa emosi. Bahkan terkadang anak dapat lebih merasakan dalamnya tingkat emosi dibandingkan orang yang lebih tua. Mari kenali tahap perkembangan emosi anak sejak dini.
Hal ini terjadi sebab anak belum mampu dalam mengendalikan emosi. Oleh karena itu, perkembangan usia anak itu sendiri yang mempengaruhi perkembangan emosi anak secara tidak langsung.
Jelasnya, perkembangan emosi akan turut berkembang seiring tumbuh kembang dari anak itu mulai dati pertambahan usia dari balita, remaja hingga akhirnya dewasa.
Bukan hanya faktor usia saja, tahap perkembangan emosi anak juga dipengaruhi dari beberapa faktor lain. Misalnya saja gen/ keturunan yang juga mempengaruhi perkembangan emosi anak itu sendiri.
Mari ketahui bersama tahapan perkembangan anak. Kamu sangat disarankan untuk memahami tahap perkembangan emosi anak usia 0-2 tahun.
Mari simak rangkuman DjoNews.com dari beberapa sumber yang dapat dipercaya, berikut:
1. Tahap Perkembangan Emosi Usia 0-2 Tahun
Di tahap ini, merupakan awal perkembangan anak melalui kelahirannya. Oleh karena hal tersebut, orang tua dapat memberikan stimulus agar anak mendapatkan pengalaman yang menyenangkan sehingga anak tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri.
Pun sebaliknya, bila anak mengalami kekurangan kepercaya dirian maka akan muncul sebuah perasaan yang mengacu pada kecurigaan dalam diri mereka.
Meskipun usia sang anak yang masih terbilang sangat muda, lho!
Hal ini disebabkan anak yang masih belum dapat mengendalikan emosi secara bijak, hingga akhirnya akan membuat anak cenderung berbuat sesuka hatinya.
Di usia anak yang memasuki minggu ke 3-4 mereka akan mulai menunjukkan ekspresi senyum disaat merasakan kenyamanan di lingkungan tersebut. Kemudian saat bulan ke-4, anak akan mulai belajar menunjukkan ekspresi emosi layaknya marah, takut, senang.
Tertawa atau menangis merupakan ekspresi yang biasa ditunjukkan oleh anak, lalu di usia yang telah memasuki 2 tahun, anak akan mulai pintar dalam meniru reaksi emosi yang diperlihatkan oleh orang-orang di sekitarnya, termasuk pula Orang Tua.
2. Cara Menstimulus Kecerdasan Emosi Anak
Perlakuan orang tua memainkan peranan yang amat penting dalam proses pembentukan rasa percaya diri sang anak, seperti penjelasan di atas. Karena saat fase bayi, anak sangat membutuhkan berbagai hal demi mengenali lingkungannya secara familiar.
dr. Margareta Komalasari, Sp.A membagikan cara menstimulus anak sesuai usia dalam sebuah sesi Kuliah WhatsApp dengan Popmama Parenting Academy (POPAC) 2020 yang berjudul 1001 Strategi untuk Generasi Unggul: Persiapan Anak Unggul di Masa Emas Tumbuh Kembang.
Stimulus Emosi Usia 0-3 bulan
Orang tua dapat mengajak anak bermain ciluk-baa atau bercermin untuk melihat ekspresi wajah. Anak juga dapat distimulasi dengan tengkurap dan telentang.
Stimulus Emosi Usia 3-6 bulan
Stimulus dalam usia ini dapat orang tua tambah dengan memberikan rangsangan dengan mengajarkan anak berkenalan melalui sebuah jabat tangan.
Bisa juga mengajari anak untuk bertepuk tangan, membacakan dongeng, serta memberikan rangsangan untuk duduk dan berdiri.
Di usia ini anak akan mulai menampakkan ekspresi dari dirinya sendiri.
Stimulus Emosi Usia 6-12 bulan
Kamu dapat mengajak anak untuk melakukan berbagai permainan yang bisa memberikan rangsangan dalam perkembangan emosinya nanti. Misalnya saja permainan memasukkan mainan ke dalam wadah, menggelindingkan bola, mencoret sketsa, hingga menata kubus.
Kamu pun juga dapat mengajarkan anak untuk berdiri dan berjalan. Dengan mengajarkan materi ini pada anak, maka tumbuh kembangnya akan berjalan dengan baik sesuai dengan usianya.
Stimulus Emosi Usia 12-18 bulan
Kamu sebagai orang tua mengajaknya menata rapi kubus, menyusun puzzle, bermain boneka, mengajari cara menggunakan sendok, piring, jalan mundur bahkan menaiki anak tangga.
Anak memerlukan hal-hal ini demi mengasah keahliannya kelak. Anak akan berkembang saat mereka diberikan sebuah kepercayaan.
Stimulus Emosi Usia 18-24 bulan
Kamu dapat memberikan stimulus dengan bertanya, menyebut dan menunjuk. Ajak anak untuk berbicara tentang kegiatannya selama sehari. Nantinya, mereka akan terbiasa untuk bercerita dengan bahasa yang baik dan benar sesuai proses pendidikan orang tuanya.
3. Tahap Perkembangan Emosi Anak akan Sempurna
Meskipun usia anak masih tergolong muda, perkembangan emosi dan sosial akan terlihat semakin baik dan bertambah. Untuk itulah, diperlukan cara yang sempurna dalam membentuk perkembangan emosinya.
Kamu bisa mencoba bermain dengan anak. Sebab, bermain merupakan bentuk kebutuhan dasar bagi setiap anak, apalagi mereka masih berada dibawah usia 5 tahun.
Dukunglah perkembangan emosi anak dengan mengajaknya bermain bersama, setidaknya luangkanlah sedikit waktu disetiap harimu. Kamu bisa mengajaknya bermain dengan berbagai peran yang berbeda untuk setiap harinya.
Melalui permainan, anak akan mampu membangkitkan inisiatifnya dalam melakukan sesuatu atau bahkan sebaliknya.
Dengan seringnya orang tua bermain dengan anak atau sekedar mendampinginya, maka orang tua pun juga akan belajar melihat dari sudut pandang sang anak. Dari titik inilah orang tua akan memahami lebih jelas alasan anak menangis atau mengamuk.
Jika anak menunjukkan sikap yang seperti itu, cara yang pas bagi orang tua adalah dengan menunjukkan rasa empati dan dengan lembut memberitahukan cara menyikapi emosi yang tengah dirasakan. Gunakanlah bahasa yang mudah dipahami oleh anak kecil.
Kesimpulan: Tahap Perkembangan Emosi Anak Usia 0-2 Tahun

Meski usia anak yang terbilang dini, bukan berarti anak usia 0-2 tahun tidak perlu diberi stimulus. Justru dengan adanya stimulus yang baik, maka perkembangan emosinya dapat terbentuk dengan baik pula.
Semoga beberapa cara yang telah DjoNews.com sampaikan dapat bermanfaat dan mudah untuk diterapkan!