Djonews.com, SEMARANG– Pengurus BEM Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Diponegoro (Undip) dipecat lantaran diduga melakukan pelecehan seksual.
Kasus pelecehan seksual yang diduga dilakukan seorang pengurus BEM FPIK Undip Semarang ini mencuat setelah diunggah melalui Instagram @bemfpikundip.
Akibatnya, oknum bernama M Zidni Ilman (MZ) itu kemudian diberhentikan secara tidak hormat dari jabatannya di BEM itu.
Pelaku diduga melakukan pelecehan seksual saat menjabat sebagai Kepala Bidang LHK.
“Telah diberhentikan dengan tidak hormat, Kepala Bidang LHK Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro 2022 dengan alasan tindakan pelecehan seksual dan pencemaran nama baik,” tulis akun Instagram BEM FPIK Undip Semarang pada Kamis (1/9).
BEM FPIK Undip menegaskan tidak ada toleransi berbagai bentuk pelecehan seksual yang dilakukan oleh para pengurus.
Dalam keterangan Surat Keputusan Ketua BEM FPIK Undip, dugaan pelecehan seksual oleh MZ terungkap setelah adanya laporan pada 26 Juli 2022.
Dalam surat keterangan ini dipaparkan kronologi MZ dalam melakukan pelecehan lebih dari 1 korban.
MZ melecehkan korban dengan memeluk, meraba bagian dada, memainkan bibir serta mencoba mencium korban.
“Selain itu, kedua korban mendapat pelecehan seksual itu saat mereka sedang dalam kondisi tertidur,” jelas BEM FPIK.( Eko Sujatno)
Semarang – Dua pakar cyber security dan cryptography dari Universitas Indonesia, Setiadi Yazid, PhD. dan pakar IT dari Universitas Gajah Mada, Widyawan, PhD dihadirkan oleh Universitas Diponegoro (Undip), menyikapi dugaan kebocoran data pribadi di kampus yang dipimpin Prof Dr Yos Johan Utama.
Dasil hasil investigasi yang dilakukan tim internal dinyatakan bahwa semua data raidforum yang sebanyak lebih kurang 73.000 tidak identik dengan data undip yang terkoneksi dengan data PD Dikti.
Dalam penjelasannya, Setiadi Yazid, menjelaskan setelah bersama-sama melakukan kajian terhadap hasil investigasi internal tim IT Undip. Disimpulkan bahwa dugaan ada potensi pemanfaatan data pada domain pak.undip.ac.id yang saat kejadian tidak aktif digunakan serta belum pernah dipakai.
Dengan demikian, domain tersebut yang semula akan dipakai untuk Penilaian Angka Kredit (PAK), namun karena satu dan lain hal pengembangan aplikasi tersebut terhenti. Adapun file yang diambil dari server tersebut bernama db.sql.
Data Undip sempat ramai di Twitter karena dugaan pembocoran data mahasiswanya.
“Terakhir kali dimodifikasi pada 16 April 2018, antara lain berisi data mahasiswa. File db.sql diletakkan pada dokumen root web server, dan link ke file tidak terlihat (tersembunyi). File ini bukan merupakan bagian dari sistem informasi yang berjalan saat ini,”kata Setiadi Yazid dan Dwi Cahyo Utomo, PhD selaku Plt. Wakil Rektor III Undip.
Widyawan, juga menjelaskan bahwa tindakan pelaku dimulai dengan menggunakan perangkat lunak open source nuclei. Dijelaskannya, nuclei berfungsi memindai dan menemukan kelemahan-kelemahan sebuah server. Sedangkan dari hasil kajian bersama, pemindaian dengan menggunakan nuclei ini sudah terjadi sejak Oktober 2020. Selain itu, tercatat, ada upaya untuk memasuki server ini dari berbagai negara antara lain Belanda, China, Hongkong, Mexico dan negara lainnya.
Adapun, file db.sql di unduh dari Undip pada 3 Januari 2021 pukul 23:03:03 WIB menggunakan program curl. Hal itu setelah posisi file diketahui dari hasil pemindaian dengan nuclei pada tanggal yang sama. File kemudian diunggah ke situs raidforum pada 4 Januari 2021 pukul 01:27 WIB oleh akun muammer 276 yang terdaftar di Belanda.
“Raidforum itu adalah sebuah situs tempat para hacker menawarkan data yang diperolehnya. Dalam kasus ini file tersebut bebas diunduh siapa saja, sehingga tim kajian menyimpulkan bahwa tindakan ini lebih bermotif untuk mendapatkan pengakuan,”jelasnya.
Dwi Cahyo Utomo, PhD, menyatakan kampusnya masih mempelajari lebih dalam terkait tindakan tersebut bersama pihak berwajib untuk menyelidiki pelakunya lebih lanjut. Ia juga menyebutkan bahwa semua data raidforum yang sebanyak lebih kurang 73.000 tidak identik dengan data undip yang terkoneksi dengan data PD Dikti.
Adapun analisis dilakukan dengan cara mencocokkan antara data yang ada di Raidforum yang berjumlah 125 ribu dengan data Undip yang terkoneksi dengan data PD Dikti. Analisis itu dilakukan dengan menggunakan 10 field seperti nama mahasiswa, NIM, tanggal lahir, sampai nama ibu kandung, ditemukan ada kurang lebih 73 ribu data dan semuanya tidak identik.
Selain itu, tim investigasi juga telah mendalami sekitar 5 ribu data untuk dianalisis menggunakan 5 field data dasar seperti nama, NIM, alamat, nomor HP dan NIK dicocokan dengan nama ibu kandung dan tanggal lahir serta alamat. Dari hasil analisis tersebut, lebih dari 95 persen data ditemukan tidak ada yang identik.
“Dari hasil analisis ini, data yang tersebar luas di raidforum, bukan data resmi Undip, bukan data official Undip. Saat ini kami telah meningkatkan keamanan di level pengguna sistem Undip dengan “multifactor authentification,” jelas Dwi Cahyo Utomo.rio
Semarang – Dengan viralnya postingan dari pemilik akun twitter @ fannhasbi, sang pemilik akun akihrnya diperiksa oleh Prof M. Agung Wibowo, PhD yang sebagai Dekan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro (Undip), Semarang .
“Hasil pemeriksaan sementara pemilik akun tersebut juga merupakan mahasiswa Fakultas Teknik Undip, dan saat ini sedang menjalankan proses investigasi ,” ujar Prof. Agung, Kamis (04/01/2021).
Sementara itu, Plt. Wakil Rektor III Undip, Dwi Cahyo Utomo, PhD, menambahkan selain tim internal, pihaknya juga membentuk tim eksternal dari peneliti dan akademisi yang memiliki kompetensi di bidangnya. Dengan tujuan untuk menjamin proses investigasi secara akuntabel.
“Semua kajian akan dikumpulkan sebagai bukti awal yang akan dibawa ke aparat penegak hukum,” tandasnya.
Dalam proses pemeriksaan ditemukan bukti pelanggaran hukum sehingga kasus tersebut bisa naik ke proses meja hijau. Lanjutnyam mahasiswa tersebut menyatakan bahwa unggahan yang ia lakukan secara sadar akan adanya potensi kebocoran data.
“Kami pastikan data dan aktivitas pada sistem Single Sign On (SSO) di Undip masih aman dan berjalan dengan baik,” tuturnya.pjo
Djonews.com, SEMARANG – Sekitar ada lebih dari 125 ribu data mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) mulai angkatan 2010-2017 yang bocor ke publik. Di dalamnya terdapat data pribadi serta data orang tua dari masing-masing mahasiswa.
Kabar tersebut didapat oleh pengguna twitter yang berakun @ fannyhasbi, dalam cuitannya dirinya menyebutkan menyebutkan “Breached! Lebih dari 125 ribu data mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) bocor Mulai dari data pribadi lengkap mahasiswa, alamat, jalur masuk, email, username, password, IPK, riwayat sekolah, beasiswa, dan lain-lain BOCOR @undip @undipmenfess,”.
Dari unggahan akun tersebut terdapat tangkapan layar dengan berisikan nama data para mahasiswa dan meminta kepada mahasiswa untuk segera mengamankan data pribadi masing-masing.
“Yg merasa mahasiswa unchdeep mending langsung ganti password akun2 kalian yg pake password dan email yg sama Karena dilihat dari passwordnya itu cuma diamankan pake hash MD5 yg mana gampang banget buat diliat cuma pake tools online,” ujarnya dalam cuitan.
Salah satu orang tua mahasiswa Undip, Insetyonoto membenarkan kejadian tersebut, dirinya berharap Undip untuk segera melakukan proteksi bocornya data mahasiswa tersebut.
“Yang dikhawatirkan itu data tersebut bisa disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab, say aharap Undip segera membenahi,”tambahnya.
Sementara itu, Plt Wakil Rektor II Undip, Dwi Cahyo Utomo menjelaskan bahwa Undip masih melakukan investigasi terhadap dugaan bocornya 125 ribu data.
“Server kita aman, tidak ada tanda-tanda peretasan, disamping itu kita juga menerapkan enkripsi pada sistem,” tandasnya.
Namun demikian, diakuinya ada sejumlah data lengkap mahasiswa, hanya saja pihaknya belum dapat memastikan apakah data tersebut milik Undip atau bagian dari rekayasa pihak-pihak tertentu. Bahkan, pihaknya telah melakukan sampling dan menemukan terdapat data yang tersebar, namun tidak sesuai dengan data yang ada pada server Undip. kus
Semarang – Dalam era pandemi seperti ini membuat Tim dari IDBU Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro (Undip), Semarang membuat terobosan dengan memanfaatkan daun mangrove sebagai produk sanitasi seperti disinfektan, handsanitizer, dan sabun cair maupun padat
Ketua Tim IBDU Undip, Dr Suryanti, akan terus mendorong timnya untuk membuat produk-produk sanitasi agar berkembang serta bisa ditiru oleh masyarakat.
“Produk sanitasi di pasaran sudah sangat beragam, namun kami mencoba berinovasi memanfaatkan mangrove yang memiliki kelebihan mengandung zat aktif alamiah saponin dan tannin sebagai zat alkohol alami anti bacterial,”kata Dr. Suryanti, Rabu (18/11/2020).
Pihaknya menambahkan bila tanaman mangrove tersebut bisa didapat di daerah pesisir Mangunharjo. Disamping itu pembuatan hand sanitizer tersebut mampu mendongkrak ekonomi warga sekitar.
“Selama ini mangrove sudah sering dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk bahan makanan seperti kerupuk mangrove, jajanan pasar dan sirup. Tapi pemanfaatan sebagai produk sanitasi, baru dikembangkan pertama kali disini,”imbuh Ketua kelompok Mangrove Lestari, Sururi.
Sementara itu,Lurah Mangunharjo Sugiarti, sangat mengapresiasi program-program yang diaplikasikan kepada masyarakat sebab dapat membantu perekonomian dan dapat memproduksi secara massal produk yang telah dibuat oleh tim IDBU tersebut.kuh