Demak– Proses pembangunan flyover Ganefo yang berada di Desa Kembangaarum, Kecamatan Mranggen Demak ternyata masih bermasalah karena masih ada warga yang belum sepakat dengan besaran ganti untung yang ditentukan oleh pihak pemerintah.
Kepala Desa Kembangarum Subari mengatakan terdapat 93 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak proses pembangunan flyover ganefo yang rencananya akan segera dibangun tersebut sampai sekarang belum selesai proses ganti untungnya serta terdapat seorang warga yang melakukan upaya hukum.
“Kita mendukung penuh proyek tersebut karena bisa menjadi solusi kemacetan yang ada di perlintasan rel KA Ganefo,”ujarnya, Rabu (14/10/2020).
Seorang warga yang terkena dampak bernama Sutrisno mengaku pihaknya saat ini sudah selesai proses negoisasi dengan pihak pemerintah. Rumahnya dihargai Rp 7 Juta per meter persegi sedangkan halaman rumah Rp 7,8 juta meter persegi.
“saya setuju saja dengan proyek ini karena bisa mengatasi kemacetan, saya nggak ada pilihan lain,” tandasnya.
Perlu diketahui, bahwa mulai 8 Oktober lalu pembangunan flyover Ganefo Mranggen sudah mulai dibangun.Proyek yang menghabiskan hingga Rp 109 miliar tersebut bisa menghubungkan jalur Purwodadi, Demak dan Kota Semarang yang akan dikerjakan selama 515 hari.
“Kalau jembatan layang sudah jadi, saya yakin kemacetan di atas rel KA sudah tidak ada lagi,” kata Camat Mranggen Wiwin Edi Widodo.
Kabid DPU Binamarga Pelaksana Jalan Wilayah Timur Jateng Eko Budi Hartanto mengatakan, saat ini proyek flyover Ganepo masih memasuki proses persiapan koordinasi dengan konsultan.
“Khususnya terkait gambar rencana, termasuk batas wilayah kerja dan persiapan pengaturan lalulintas,” ujar Eko.
Pihaknya pun saat ini sudah berkoordinasi dengan pemilik pipa gas yang nantinya pipa gas tersebut akan dipindahkan karena saat ini dibawah rel kereta api masih tertanam pipa gas.dya