Tag: longsor

  • Talud Longsor, Enam Kepala Keluarga Diungsikan

    Semarang – Enam kepala keluarga yang ada di RT 4 RW 7 Kelurahan Kembangarum, Kecamatan Semarang Barat, terpaksa diungsikan ketempat yang lebih aman. Sebab rumah yang dihuni mereka hancur akibat terkena talud yang longsor.

    Ketua RW 7, Samin Hadi mengatakan sewaktu kejadian longsor tersebut berlangsung sebanyak 2 kali yakni pada Sabtu (06/02/2021) pada pukul 02.00 WIB dan pukul 04.00 WIB.Kejadian tersebut membuat tiga rumah, dua  diantaranya mengalami rusak parah.

    “Dua rumah rusak parah, sedangkan satunya hanya mengenai dapur,” ujarnya, Rabu (10/02/2021).

    Pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan BPBD Kota Semarang serta Kecamatan Semarang Barat untuk melakukan evakuasi dan untuk mendapatkan bantuan.

    “Tadi Pak Gubernur menyarankan agar segera dilakukan upaya perbaikan pada talud yang longsor,” tutupnya.pjo

  • Longsor 8 Meter, Warga Butuh Bantuan

    Semarang – Mulai memasukin musim penghujan yang terjadi dikota Semarang akhir-akhir ini membuat warga Ngasinan RW X kelurahan Srondol Kulon, kecamatan Banyumanik menjadi was-was pasalnya ditempat tersebut terjadi longsor dengan kedalaman delapan meter yang mengakibatkan jalan kampung menjadi putus.

    Ketua RW X, Musa mengatakan sampai saat ini pihaknya sudah meminta bantuan kepada instansi terkait untuk penanggulangan longsor diwilayahnya.

    “Apabila tanah dari rumah menuju sungai itu tidak dilewati diatas terpal dikhawatirkan akan meresap dan muncul longsor susulan,” ujarnya.

    Tidak hanya itu, Senin (9/11/2020) akan dimulai pekerjaan pembronjongan yang terletak di ujung sungai dengan harapan pinggir sungai tidak tergerus dan longsor bisa teratasi.

    “Memang dengan medan yang berat ini untuk mendatangkan material perlu perjuangan. Dan itu harus dilakukan agar tidak terjadi longsor susulan,” terangnya.

    Selain itu longsor juga memutus jalan yang menghubungkan antara Rt 03 dengan Rt 04 sehingga mengakibatkan 70 KK tidak mempunyai akses jalan.

    “Warga melakukan kerjabakti untuk mewujudkan jalan tembus, sehingga sampai sekarang jalan tersebut sudah bisa dilalui,” imbuhnya.prio

  • Halaman Sekolah Longsor Di Guyur Hujan Semalam

    Semarang – Halaman Sekolah Dasar  Islam (SDI) Fitra Bhakti yang berada di Jalan Raya Perum Kopkar Rineggo Asri, Pucung Rt 8 Rw XII kelurahan Pudakpayung, kecamatan Banyumanik, kota Semarang longsor. Hal tersebut akibat hujan deras yang mengguyur kota Semarang pada hari sebelumnya, Kamis (15/10/2020).

    Longsor tersebut menimpa kamar mandi milik sekolah.Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut namun akibat kejadian tersebut sekolah mengalami kerugian puluhan juta rupiah.

    Kepala Sekolah SDI Fitra Bhakti, Umi Kustiyati mengatakan sebelum terjadi longsor suasana terlihat mendung kemudian tidak lama terjadi hujan deras yang diiringi dengan gemuruh petir.

     “Saat itu memang terjadi malam hari dan tidak ada korban jiwa. Tetapi kerugian berkisar Rp 50 juta rupiah,” ujarnya.

    Pihaknya menambahkan setelah terjadi longsor, pihak sekolah berusaha memperbaiki dengan mengambil tanah yang longsor untuk di kembalikan semula. Namun untuk mewujudkan hal itu pihak sekolahan membutuhkan dana dan meminta bantuan kepada masyarakat serta kepada donatur.

     “Memang dalam membeli material itu sangat mahal ,” tambahnya.

    Camat Banyumanik, Maryono mengaku pihaknya akan berusaha membantu dan mengajak masyarakat untuk membantu sekolah agar  bisa menggunakan kamar mandi itu. https://bitcoinbetsport.com

    “Nanti akan kita mengajak masyarakat Banyumanik untuk membantu sekolah tersebut sehingga cepat terwujud apa yang diharapkan dan dicita-citakan,” katanya.kris

  • Beberapa Rumah Siap Kena Longsor

    Djonews.id – Semarang, Penghuni rumah di Jalan Lempuyang I RT 11 RW 8, Kelurahan Sambiroto, Kecamatan Tembalang resah. Karena tebing setinggi 16 meter yang di dekat rumah mereka rawan longsor gara-gara dikeruk untuk akses jalan. Warga merasa waswas karena takut terjadi longsor susulan.

    “Sebelumnya sudah pernah longsor dan pagi tadi warga seusai menjalankan salat Subuh, jalan longsor,” katanya.

    Yang ditakutkan warga, longsoran bisa bertambah lebar karena area yang dikeruk tidak memiliki fondasi lagi. “Warga itu resah karena saat ini sudah memasuki musim hujan sehingga sangat rawan akan terjadi longsor susulan yang merugikan warga. Kami hanya bisa pasrah dan menyerahkan masalah ini kepada kelurahan,” tambahnya.

    Bahkan kepercayaan pengembang, bernama Munif, ketika di telpon melalui Hpnya tidak diangkat, alasannya sedang luar kota hanya mengirimkan anak buahnya dengan meratakan bukit. “tadi sudah saya hubungi tetapi menurut anakbuahnya pak munif sedang luar kota. Padahal ini tidak ada hubungannya,” imbuhnya.

    Salah seorang warga, Ii Triyono mengaku tidak tahu kapan tebing itu longsor. Ia baru tahu ketika ada kabar dari tetangga. Pembuatan akses jalan dilakukan dengan mengeruk menggunakan alat berat. Area kerukan tegak lurus dengan tebing. Alat berat hingga kemarin masih terlihat di lokasi pengerukan. “Pengembang itu mengeprasnya dengan cara tegak lurus sehingga membuat tanah menjadi rawan longsor, apalagi ini musim penghujan kemungkinan longsornya tinggi,” katanya.(ss)

  • Dua Kali Dalam Sehari Terjadi Longsor

    Djonews.id – Semarang, Hujan yang mengguyur sejak siang, mengakibatkan dua titik longsor di Kelurahan Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur. Longsor tersebut terjadi pada Rabu (8/1) malam sekitar pukul 20.00 – 21.00 WIB. Titik longsor pertama berada di RT 1 RW 2, tepat di belakang rumah Ketua RT 1 Samidjo.

    Berdasarkan pantauan, Longsoran tebing setinggi kurang lebih 4 meter menimpa dinding rumah, namun tidak sampai membuat kerusakan. Menurut Ngadiman, warga yang sedang membersihkan sisa longsoran, longsor di lokasi tersebut sudah keempat kalinya. “Sebelumnya sudah pernah longsor, tahun kemarin sudah 3 kali longsor. Bekasnya longsor sudah ditalud, ini longsor lagi,” ujarnya.

    Longsor juga terjadi di RW 6. Tepatnya di RT 1, depan rumah Budi yang berada di belakang rumah Ketua RT 3 Heru Wiratno. Tebing sekitar 8 meter yang ada di belakang rumah Heru tersebut longsor di bagian atas. Sebelum longsor, tebing tersebut sudah diberi talud dari batuan padas yang disemen. Sedangkan di bagian bawah, Heru telah membuat fondasi bertingkat yang lebih kokoh.

    Alhamdulillah dari dua bencana itu tidak ada korban jiwa maupun kerugian materil. Kerugian mungkin relatif kecil karena belum sampai merusak bangunan,” ujar Lurah Lempongsari Dilinov Kamarullah. Sekretaris Kecamatan Gajahmungkur Agus Satata menjelaskan dari delapan kelurahan, ada enam kelurahan yang berpotensi mengalami bencana. “Lempongsari, Gajahmungkur, Bendungan, Petompon, Bendan Dhuwur dan Bendan Ngisor. Kelurahan tersebut rawan di saat musim hujan ini, mayoritas tanah longsor dan pohon tumbang,” ujar Agus.(so)