Tag: bencana

  • Angin Puting Beliung Hantam 33 Kepala Keluarga

    Djonews.com, KABUPATEN SEMARANG  – Setidaknya ada 30 rumah yang berada di dua desa, yakniDesa Polobogo dan Desa Sumogawe di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang yang mengalami kerusakan akibat dihantam oleh angin puting beliung pada Selasa (8/3/2022) lalu.

    Merujuk kepada laporan BPBD Kabupaten Semarang, tercatat 33 kepala keluarga yang mengalami dampak akibat kejadian tersebut. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa yang mengerikan itu.

    Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengungkapkan pasca kejadian pihaknya bersama dengan BPBD Kabupaten Semarang, TNI/Polri dan aparat setempat dibantu relawan, melakukan pembersihan sisa material seperti pohon tumbang dan rumah warga yang rusak.

    “Meskipun berdampak pada rumah warga, tidak ada warga yang dilaporkan menjadi korban maupun mengungsi,”, ujarnya, Kamis (10/3/2022).

    Disamping itu, warga yang mengalami dampak mendapatkan bantuan berupa logistik yang didistribusikan langsung oleh BPBD setempat.

    Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat dan petir

     “Selain itu diperkirakan juga berpotensi terjadinya angin kencang di wilayah Kabupaten Semarang, Pegunungan Tengah, Jawa Tengah bagian Timur dan Solo Raya pada Kamis hingga Jumat, 10-11 Maret 2022,” tuturnya.

    Sementara itu, BNPB menghimbau agar pemerintah daerah dan warga untuk mempersiapkan dan meningkatkan kewaspadaan terhadap angin putting beliung dengan menghindari pohon yang sudah rapuh.(Fauzi Rohmat)

  • 25 Daerah se Jawa Tengah Mengalami Lonjakan Covid-19

    Djonews.com, SEMARANG  –  Pemerintah Provinsi Jawa Tengah baru-baru ini mengeluarkan data terbaru terkait penyebaran Covid-19 di Jawa Tengah. Setidaknya terdapat 25 daerah yang kini memasuki zona merah peningkatan kasus baru. Adapun beberapa daerah yang sebelumnya zona merah kini berubah zona hijau.

    Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo mengatakan beberapa daerah yang mengalami kenaikan kasus baru di antaranya adalah Kabupaten Kendal sebanyak 164 kasus, Kebumen sebanyak 161 kasus dan Kabupaten Semarang sebanyak 98 kasus.

    “Saat ini kasus aktif tertinggi masih di Kabupaten Kudus sebanyak 1.694 kasus dan disusul Kendal 1.611 kasus dan Kota Semarang 1.510 kasus. Sedangkan daerah yang sekarang menjadi zona merah di antaranya adalah Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan, Pemalang, Banjarnegara dan Cilacap,” ujarnya di kantor gubernuran, Senin (28/6/2021).

    Menurutnya, ada beberapa hal yang menyebabkan kasus aktif COVID-19 di Jateng mengalami peningkatan.

    “Banyaknya usia yang produktif dengan tingkat mobilitas tinggi membuat kasus baru semakin naik,” tambahnya.

    Sementara itu Gubernur Ganjar Pranowo sudah memerintahkan kepada pelaksana harian Sekda Jateng, untuk mengirimkan surat instruksi kepada seluruh pemkab/pemkot agar memerketat aturan PPKM mikro. Terutama, untuk daerah-daerah yang masuk zona merah.

     “RT-RT yang merah maka saya minta seluruhnya dilockdown. Enggak bisa ditawar-tawar. Seluruh kegiatan keramaian tidak ada, kalau masih nekat saya minta dibubarkan, sehingga kita bisa melindungi orang-orang tercinta,” ucap Ganjar.rio

  • Dua RSUD di Kota Semarang Tutup Ruang Isolasi

    Semarang – Tren penurunan kasus Covid-19 di Kota Semarang mulai menurun, hal ini berdampak kepada di tutupnya tempat isolasi pasien Covid-19 di RSUD Wongsonegoro.

    Direktur RSUD Wongsonegoro, Susi Herawati mengatakan, RSUD Wongsonegoro saat ini hanya merawat 34 pasien Covid-19 dimana 28 pasien dirawat di tempat isolasi dan 6 pasien berada di ruang ICU.

    “Jumlahnya kemarin mencapai 257 tempat tidur, sekarang kami sediakan 97 tempat tidur,” sebut Susi, Rabu (24/3/2021).

    Semakin turunnya jumlah pasien yang dirawat lantas RSUD Wongsonegoro menutup enam ruang isolasi Covid-19 dan kembali dialihkan untuk perawatan pasien umum. Enam ruangan tersebut ialah Parikesit, Yudhistira, Krisna, Arimbi, Arjuna 1, dan Arjuna 2.

    Saat ini RSUD Wongsonegoro tetap menerapkan sentralisasi namun hanya dengan mengaktifkan satu gedung untuk tempat isolasi yakni yang berada di gedung Nakula. Dengan pengaturan Nakula 1 menjadi ICU, Nakula 2 menjadi ruang pasien suspect dan Nakula 3 serta Nakula 4 digunakan sebagai tempat isolasi pasien positif Covid-19.

    “Kita menggunakan Nakula karena transportasi pasien akan menjadi lebih mudah karena jalan dibelakan (Nakula) sudah kita buat jalan lingkar, masyarakat tidak perlu khawatir akan tertular,” tambahnya.

    Pihaknya menilai, budaya menerapkan protokol kesehatan di Kota Semarang semakin menunjukkan baik sehingga penyebarn Covid-19 dapat di kontrol.

    “Sejak awal Bulan Februari sudah mengalami penurunan, namun sekarang setiap ada libur panjang tidak mengalami kenaikan yang begitu tinggi, dulu sewaktu natal naiknya cepat,” tuturnya.

    Sementara itu, Kepala Bidang Perawatan RSUD dr Kariadi, Eko Sadono menyebut RSUD dr Kariadi sudah melakukan penutupan terhadap dua ruang isolasi sehingga saat ini hanya memiliki empat ruang yang digunakan untuk pasien Covid-19.

    “Satu ruangan rata-rata memiliki 20 tempat tidur. Keterisian tempat isolasi Covid-19 rata-rata 60-70 persen dalam satu ruangan.,” tandasnya.kus

  • Bencana Alam Sulit di Prediksi, Pemkab Demak di Minta Evaluasi

    Demak – Penanganan akibat bencana alam yang terjadi di Demak harus bergerak cepat sebab jika berlarut-larut akan berdampak kepada anggaran yang sulit turun belum disertai dengan birokrasi yang berbelit.

    Hal tersebut dilontarkan oleh Ketua Komisi C DPRD Demak, Tatiek Soelistijani yang mengatakan Pemkab Demak saat ini belum memiliki regulasi terkait penanganan oasca bencana.

    “Ini kan membuat warga kesulitan untuk mendapatkan bantuan padahal  kebutuhan tersebut mendesak,” ujarnya.

    Wakil ketua bidang pembangunan manusia dan kebudayaan DPC PDIP Demak ini berharap, penganggaran untuk mengatasi dampak bencana alam harus disinkronkan dengan program pemerintah daerah.

    “Tentu, program ini akan menyasar wong cilik (rakyat). Sebab, mereka kerap menjadi korban bencana alam,”  tutupnya.afm

  • Tanggul Sempat Jebol, Kini Sudah Tertutup

    Tanggul Sempat Jebol, Kini Sudah Tertutup

    Demak – Proses penutupan Tanggul Sungai Tuntang yang berada di Desa Kembangan, Kecamatan Bonang telah usai seratus persen.

    Berita Demak-Tanggul Sungai Tuntang di Desa Kembangan berhasil ditutup
    Tanggul Sungai Tuntang di Desa Kembangan berhasil ditutup

    “Tinggal dipadatkan saja. Yang penting sudah tertutup material semua, sehingga tidak ada aliran air ke permukiman warga,” ujar Agus, Sabtu (16/01/2021).

    Pihaknya menambahkan, jika keberhasilan menutup tanggul tersebut merupakan kerja keras serta kerja sama antar semua elemen dengan beberapa pihak yang terkait sehingga proses penutupan telah usai. 

    “Penanggulangan jebolnya tanggul secara bersama-sama ini turut mempercepat penanganan dampak banjir di Desa Kembangan dan Sumberejo,” katanya.yd

  • Dewan Minta, Pempro Jateng Antisipasi Badai La Nina

    Semarang – Mendekati musim penghujan ternyata memberikan dampak buruk disebian wilayah di Jawa Tengah salah satunya longsor dan banjir di Kebumen yang diguyur hujan selama 2 hari.

    Dari hasil tersebut, anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah, Yudi Indras Wiendarto memberikan saran bahwa potensi bencana di Jawa Tengah cukup besar karena curah hujan tinggi akan terjadi bencana alam.

    “Apalagi Jateng juga masuk dalam daerah terdampak La Nina seperti banjir dan tanah longsor,” terangnya.

    Dirinya pun berharap Pemprov Jateng mampu mempersiapkan diri dengan melakukan pemetaan serta memitigasikan daerah yang rawan.

    Berdasarkan data BPBD Jateng, persebaran daerah rawan bencana di Jateng terdiri dari 32 kabupaten/kota rawan terjadi banjir dengan grafik mencapai 91,42 persen.

    Serta ada 29 kabupaten/kota berpotensi terjadi longsor, maka dari itu kemungkinan besar Jawa Tengah akan berhadapan dengan badai La Nina hik

  • Beberapa Daerah Dilatih Simulasi Bencana

    Djonews.com – Semarang, Beberapa hari lalu warga sempat dibuat hebohkan dengan munculnya aktivitas vulkanik yang ada di Gunung Merapi, Maka dari itu Pemprov Jateng kan melakukan simulasi kepada warga masyarakat di beberapa daerah.

    Menurut Pemprov Jateng setidaknya ada 3 wilayah yang rawan terkena aktivitas vulkanik yaitu Kabupaten Klaten, Boyolali dan Magelang. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan sebenarnya kesadaran bencana masyarakat di tiga wilayah tersebut sudah baik

    “Kalau warga sebenarnya sudah siap, cuma ini kan suasananya lagi Covid-19. Harus ada latihan evakuasi,” kata Ganjar sekatu berada di Klaten,Rabu(8/7).

    Sementara itu dalam jalannya simulasi, masyarakat akan diajarkan bagaimana cara mengungsi yang sesuai dengan protokol kesehatan. “Dan memastikan shelternya baik. Shelter baik itu adalah yang sesuai protokol kesehatan Covid. Kalau itu kita siapkan, maka masyarakat akan peduli,” katanya.

    Selain manusia, latihan evakuasi tersebut juga terhadap hewan-hewan ternak warga. Ganjar mengatakan pada erupsi-erupsi sebelumnya warga yang sudah mengungsi tergoda untuk kembali ke rumah karena hewan ternak yang dia tinggal.

    Pengamanan ternak, lanjutnya, juga akan masuk ke dalam simulasi evakuasi tersebut. “Karena sesuai pengalaman, kalau ternak ditinggal akan memancing masyarakat untuk kembali ke sini. Maka nanti kita gandeng perguruan tinggi yang juga menyediakan pakannya,” katanya.kiur.

    Baca Berita Harian Semarnag Klik Disini

  • Gelombang Laut Tinggi , Nelayan Enggan Melaut

    Djonews.com – Semarang, Masyarakat pesisir pantai cukup memperihatinkan ditengah-tengah pandemi Covid-19. Salah satunya dialami nelayan tradisional di Kampung Tambaklorok, Kota Semarang. Keprihatinan itu akibat ancaman gelombang tinggi yang berpengaruh pada hasil tangkapan ikan

    Salah satunya, Sabar ,48, yang mengaku harga jual ikan saat memang perlahan-lahan mulai membaik. Hanya saja apabila dibanding, harga jual ikan saat awal-awal pandemi memang mengalami penurunan.

    “Tapi kalau hitungan saat pandemi ini, harga sudah mulai normal dikit-dikit. Dibandingkan kemarin pas awal-awal pandemi Corona itu,” kata Sabar, disela-sela mencari ikan, Rabu (8/7).

    Sabar menerangkan, saat ini harga ikan teri sudah mencapai Rp 10 ribu per kilonya. Di mana sebelum pandemi, Ikan Teri memiliki harga jual Rp 15 ribu per kilonya. Lalu ikan Petek, saat ini Rp 3 ribu perkilonya. Sebelumnya hanya dihargai Rp 5 ribu perkilonya. Menurutnya hal itu sudah cukup membaik karena saat kabar Covid-19 mulai menyebar harganya lebih dibawah standar. Namun demikian, Sabar mengungkapkan, jika saat ini tangkapan ikan bisa dibilang masih sedikit.

    “Tadi malam saja, kami cuma dapat 60 kilogram, tangkapan kita ikan ikan kecil saja. Setelah dijual, semua kru kapal dapat uang hasil penjualan Rp 40 ribu per orang. Sedangkan tadi malam kita berangkat 10 orang, jadi hasil tangkapan sudah di potong biaya operasional kapal,” jelasnya.

    Pihaknya juga memiliki kekhawatiran karena merasakan sendiri tingginya gelombang air laut. Hal itu pula yang membuatnya was-was melaut, apalagi jangkauan kapal tradisional hanya pada radius sekitar 4 KM. Dikatakannya, mayoritas nelayan di Tambaklorok pergi mencari ikan di saat malam hari, tentunya lebih khawtair adanya gelombang air. Selain itu para nelayan mayoritas menggunakan kapal ukuran kecil segingga tidak berani untuk melaut.

    “Kami biasanya berangkat jam 7 malam pulang jam 3 pagi. Karena kalau siang sampai sore gelombangnya lebih tinggi. Jadi kami nggak berani kalau ombaknya besar, apalagi kemampuan kapal ukuran kecil terbatas, makanya kalau malam itu kita banyak muter-muter aja di laut cari gerombolan ikan,”sebutnya.

    Sementara itu, nelayan lain yang bernama Ardi ,40, mengeluhkan hasil penjualan ikan yang menurun di masa Covid-19 ini. Dia mencontohkan dengan harga ikan teri yang semula per Kg dihargai Rp15.000 kini hanya Rp10.000. Ikan petek yang normalnya Rp5.000 sekarang Rp3.000. Begitu pula harga ikan teri nasi yang harusnya bisa Rp40.000 anjlok menjadi Rp25.000.

    Baru-baru ini, BMKG Stasiun Maritim Tanjung Mas Semarang juga telah merilis peringatan dini gelombang setinggi 1,25 m sampai 2,5 m yang berpeluang terjadi di perairan Jawa bagian tengah. Peringatan tersebut berlaku dari 7-9 Juni 2020.lius

    Baca Berita Harian Semarnag DiBaca Berita Harian Semarnag Klik Disini

  • Penanganan Rob Di Perhatikan

    Djonews.com – Semarang, Kawasan Rob yang berada di enam kabupaten/kota kini menjadi perhatian serius dari kalangan DPRD Jawa Tengah. enam wilayah antaralain Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal, Kota Tegal, Kota Pekalongan, Kabupaten Batang, serta Kabupaten Demak kian memperihatinkan.

    Wakil Ketua Komisi D DPRD Provinsi Jawa Tengah, Hadi Santoso berharap kepada pihak eksekutif untuk memprioritaskan penanganan di enam wilayah tersebut. “karena sudah terjadi tiap tahun dan semakin parah dengan jumlah warga terdampak yang tidak sedikit,” tutur Hadi, Kamis (2/7).


    Ketidak seriusan penanganan rob di enam wilayah tersebut, lanjutnya, juga terlihat di dalam kebijakan penganggaran. “Kebijakan anggaran Pemprov Jateng dalam masalah rob ini masih terlihat setengah-setengah, jauh dari ideal, berbeda jauh saat pemprov mencanangankan tahun infrastruktur jalan dan jembatan beberapa tahun lalu” katanya.

    Disebutkannya, dari total warga yang terdampak rob di enam kabupaten/kota tersebut sudah mencapai 12 ribu jiwa. Karenannya, perlu ada tindakan nyata dalam kebijakan anggaran maupun dalam hal koordinasi lintas sektor.

    Sementara itu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut rencana penanggulangan sistematis rob di kawasan pesisir Pantura Jateng sudah dilaksanakan. “Misalnya di daerah Pekalongan itukan dibuat tanggul raksasa yang dulu rencananya selesai dalam satu tahun anggaran. Kalau tidak salah anggarannya Rp 90 miliar,” kata Ganjar.


    Namun karena Covid-19, Kementerian melakukan refocussing anggaran dan saat ini proyek itu dilaksanakan dengan mekanisme multiyears.lius