Semarang – Untuk mendorong ekonomi kreatif dan memperlebar peluang bisnis khususnya di kalangan perempuan, Mahasiswi KKN Reguler Dari Rumah 75 UIN Walisongo Semarang menggelar pelatihan kewirausahan mengolah keripik tahu di Desa Solokuro, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, Senin (16/11/2020) Pagi.
Pelatihan ini diikuti oleh ibu-ibu rumah tangga RT/08 RW/04 desa Solokuro. Pelatihan ini diisi dengan beberapa materi tentang pemasaran produk yang dihasilkan hingga keuntungan yang akan diperoleh nantinya. Selain diberi materi, peserta pelatihan juga praktek secara langsung cara pengolahan tahu menjadi keripik gurih dan menjadi produk siap jual.
Keripik tahu sendiri merupakan salah satu jajanan yang diminati oleh semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa pun juga menyukainya. Melihat banyaknya konsumen yang menggemari cemilan yang satu ini membuat peluang usaha keripik tahu renyah cukup menguntungkan, apalagi bahan bakunya yang mudah didapat dan harganya yang sangat terjangkau. Selain itu, mudahnya dalam mengolah keripik tahu memang mebuat semua orang tertarik dan berlomba-lomba ingin terjun langsung dalam bisnis makanan ringan yang satu ini.
Membuka usaha sampingan di rumah pada situasi pandemi Covid-19 merupakan ide yang menarik, apalagi dampak dari pandemi virus corona ini yang membuat perekonomian masyarakat Indonesia menurun drastis. Maka dari itu sangat dibutuhkan peluang usaha untuk mendapatkan penghasilan baru.
Selain membuka wawasan dan kreativitas para ibu-ibu dan remaja, pelatihan kripik tahu ini juga digelar untuk mengembangkan potensi ekonomi daerah yang sudah ada.
“Wah sangat membantu sekali, jadi kami bisa berkreasi. Kalau dulu cuma bisa masak tahu digoreng saja, kini kami bisa membuat olahan lain, (kripik tahu. Red) bahkan bisa dipasarkan juga, kan lumayan bisa menambah penghasilan,” cetus bu Lihmawati, salah satu peserta.
Menurut Wiwin Sulistiyawati, Mahasiswi KKN RDR 75 UIN Walisongo mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan wujud kepedulian mahasiswi KKN UIN Walisongo terhadap Desa Solokuro, khususnya para kaum perempuan untuk menumbuhkan peluang berwirausaha. “Pelatihan ini merupakan bagian dari wahana transformasi pembentukan sumber daya manusia yang ada agar menjadi lebih kreatif, inovatif, kompetitif, serta memiliki visi dan misi” terangnya. (WS/Red)