Patung Penari Denok Bakal di Bangun

Djonews.com, SEMARANG  –  Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang menargetkan akan menyelesaikan pembangunan Patung Penari Denok yang ditempatkan di Taman Kaliwiru pada tahun ini juga. Direncanakan pada akhir bulan Agustus patung yang menyimbolkan tarian selamat datang telah ditempatkan di lokasi di pertigaan Kaliwiru.

Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim), Ali mengatakan pembangunan Patung Penari Denok akan dirampungkan pada tahun 2022. Patung ini ditempatkan di Taman Kaliwiru, dan masih dalam proses penyelesaian.

“Ini masih proses kami bekerjasama dengan para seniman lokal Kota Semarang dan dosen Unnes yanh menciptakan patung penari Denok ini. Semoga tahun ini bisa selesai,”terang Ali, Selasa (23/8/2022).

Sekretaris Disperkim, Murni Ediati menambahkan, harapannya patung panari Denok tahun ini sudah selesai. “Lalu, patung penari segera ditempatkan di lokasi, paling kalau mundur Samoga  Agustus ini bisa terpasang. Saat ini memang masih dalam tahap pendampingan oleh penciptanya, karena ada sedikit koreksi terkait patung yang dibuat, menunggu diperbaiki dulu, setelah siap baru nanti akan dipasang,”katanya.

Setelah rampung pemasangan patung penari Denok, kata Pipie sapaan akrabnya direncanakan peresmiannya dijadwalkan pada September mendatang.

Sementara, Pencipta Patung Penari Denok, sekaligus pengajar tari Unnes, Bintang Anggoro Putro mengatakan, nantinya patung penari di Taman Kaliwiru, dinamai patung Penari Denok. Sedangkan tamannya akan dinamai Taman Tari Semarangan.

“Patung penari denok juga sebagai penanda welcome dance atau untuk ucapan selamat datang bagi masyarakat dari luar kota Semarang saat datang ke Kota Semarang. Selain itu, alasan patung penari Denok ini dibuat, karena sudah ditetapkan oleh Wali Kota Semarang saat itu sebagai tarian khas Kota Semarang pada tahun 1992. Jadi kenapa patung panari denok akan dibangun oleh Pemkot Semarang di Taman Kaliwiru, “katanya.

Selain itu, patung penari denok secara filosofinya yaitu menggambarkan budaya Kota Semarang yang multikultur, yaitu percampuran antara budaya China, Jawa, dan Arab. “Secara sosiologis, masyarakat yang dinamis, di wilayah pesisir, dan sifatnya lincah. Ini menggambarkan masyarakat Semarang yang dinamis,”paparnya.( Eko Sujatno)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *