Menu
Situs Tentang Belajar Teknologi serta Investasi Lengkap

Ojol Dapat Order Korban Meninggal SMPN 1 Turi Sleman

  • Bagikan

Djonews.com – Sleman, Tragedi susur sungai Sempor di Dusun Dukuh, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Sleman, Yogyakarta, telah menyebabkan 10 siswi SMPN 1 Turi tersebut meninggal dunia. Di balik kejadian tersebut itu, muncullah hal-hal aneh.

Cerita aneh tersebut didapat dari tiga pengemudi ojek online (ojol). Ketiganya mendapatkan orderan dari salah satu korban yang berinisial SA.

SA sendiri merupakan satu dari 10 korban yang telah meninggal dalam tragedi susur sungai tersebut. Ketiga driver ojek online berlalu-lalang di sekitar lokasi kejadian pada Sabtu, 22 Februari 2020 pukul 10.00 WIB. Pada saat itu proses pencarian beberapa korban masih berlangsung.

Seorang warga RT 03, Dusun Dukuh yang pada saat itu menemui ketiga ojek online tersebut. Ketika ditanya sedang menunggu siapa, ternyata mereka semua mendapat pesanan atas nama SA.

Berdasarkan keterangan dari ojol, tidak ada satu pun warga sekitar bernama SA.

“Ada tiga ojol ke sini bilang dapat orderan antar jemput atas nama SA. Setahu saya, warga di sini tidak ada nama itu. Yang ada setahu saya, nama yang dimaksud satu dari nama korban yang meninggal,” kata Sunarto nama samaran.

Pengendara ojol pertama berhenti di depan rumah warga. seperti kebingungan mondar-mandir mencari penumpangnya.

“Adik saya. Katanya lagi nunggu SA. Saya kaget soalnya daftar korban yang meninggal itu ada nama SA terus saya keluar beritahu mas ojolnya tak suruh batalin,” lanjutnya.

Karena ketakutan, pengemudi ojol itu pun akhirnya kembali pulang.

“Karena kami ini  juga penasaran, ojol menunjukkan isi chat  dengan bernama SA. Dia bilang kalau nggak usah telpon karena baterainya low batt. Pas nyampai sini ditelpon tidak bisa,” ucapnya.

Tak berlangsung lama, pengemudi ojol kedua datang dengan titik yang sama. ojol itu terlihat mondar-mandir di luar dusun Dukuh. Karena penasaran dengan sebelumnya, warga tersebut mendatangi ojol yang kedua tersebut. Ternyata kasusnya sama.

“Dia juga bilang tidak bisa ditelpon handpone-nya low batt,” ujarnya.

Pria berusia 35 tahun ini mulai merasakan kejanggalan dan merinding. Pasalnya sudah ada dua pengemudi ojol yang mendapatkan orderan atas nama yang sama di lokasi kejadian.

Keanehan yang tidak logis itu semakin terasa ketika datang pengemudi ojol ketiga yang titik jemputnya tepat di jembatan sungai Sempor.

Ojo ke tiga mengaku dapat orderan di Sleman namun lokasi turunnya di jembatan Sempor persis.

“Bilangnya sama warga dapat orderan atas nama SA dan chatnya sama jangan ditelpon karena handphone low batt,” katanya. Dalam hari yang sama. Dia menyebut jika hal seperti itu memang aneh. “Kan kemarin pas ngobrol di gardu pos kamling, ibu-ibu itu sampai takut mau keluar rumah,” ucapnya

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *