Djonews.com, SEMARANG – Dinas Perhubungan melakukan uji coba penerapan parkir elektronik di empat ruas Kota Semarang yakni Jalan MT Haryono mulai dari simpang Pringgading – Jalan Sidorejo, Jalan Agus Salim mulai dari simpang Pekojan – Bubakan, Jalan Wahid Hasyim mulai dari simpang Kauman – simpang Beteng, dan Jalan Pekojan mulai dari simpang Pekojan – Jalan Inspeksi.
Sekretaris Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Semarang, Danang Kurniawan mengatakan, sudah ada 36 juru parkir (jukir) yang telah dibekali aplikasi elektronik parkir di empat ruas jalan tersebut.
“Dari jam 09.00 – 11.00, ada 400 transaksi. Saya juga kaget, senang, kami harap progresnya tetap naik terus,” kataDanang, Rabu (2/2/2022).
Ia menambahkan, akan terus melakukan pengawasan hingga para juru parkir bisa menerapkan parkir elektronik secara tertib .
“Untuk tahap awal, jika masyarakat masih menggunakan tunai masih dibantu scan barcode menggunakan cashless milik petugas. Namun selanjutnya, seluruh masyarakat harus menggunakan transaksi nontunai misalnya Shopee Pay, OVO, Gopay, maupun mbanking yang sudah mendukung scan barcode QRIS,” tambahnya.
Dalam penerapan uji coba ini, rencananya akan berlangsung hingga tiga bulan ke depan. Dengan mekanisme bulan pertama petugas melakukan evaluasi, bimbingan dan peringatan kepada juru parkir. Pada bulan kedua Dishub akan melakukan penertiban. Jika jukir enggan menerapkan parkir elektronik akan diganti dengan jukir lainnya.
“Akan ada anggota Dishub di setiap ruas, kami lakukan evaluasi, Kami terbitkan semacam SP. Bulan kedua, kami penertiban. Kalau tidak mau ya kami ambil sanksi kami ganti. Istilahnya kami pecat,” terangnya.
Pihaknya berharap setelah masa uji coba dan dilakukan evaluasi kedepan penerapan parkir elektronik bisa di tambah di ruas jalan lainnya di Kota Semarang.
Seorang jukir di Jalan MT Haryono, Agus Subakso mengaku, merasa kesulitan ketika menggunakan parkir elektronik karena belum terbiasa. Sehingga diperlukan waktu yang cukup lama dan bisa membuat kendaraan lain terlewatkan.
“Tergantung sinyal, cukup lama kalau sinyalnya muter terus, masyarakat juga belum terbiasa menggunakan nontunai masih ada pengendara yang membayar tunai,” keluhnya.
Menanggapi adanya jukir yang merasa susah menerapkan parkir elektronik, Danang menyampaikan, sebenarnya jukir di empat ruas yang dilakukan uji coba sudah diberi pelatihan dan pembekalan.
Hanya saja, mengubah kebiasaan dari semula transaksi tunai menjadi nontinai memang cukup sulit. Ada berbagai alasan dari para jukir.
“Alasan handphone ketinggalan, ada yang sengaja tidak masuk kemudian diganti asistennya, tapi asistennya tidam diberi tahu tentang parkir elektronik. Jadi, tidak mudah mengubah kebiasaan dari transaksi cash ke casheless,” tandasnya.man