Djonews.com, DEMAK – Dinas Pendidikan Kabupaten Demak mencatat ada 1.200 anak yang tidak sekolah pada tahun 2022. Rata-rata mereka merupakan anak usia sekolah dasar (SD).
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Demak, Haris Wahyudi Ridwan menyebut rata-rata anak usia SD yang enggan sekolah itu lantaran mengalami peristiwa traumatis di lingkungan sekolah.
“Penyebabnya ada beberapa yang menyampaikan karena traumatis atau dinakali temannya. Kalau sudah kayak gitu ‘kan harus ada konseling pemberian semangat atau yang lainnya,” katanya, Selasa (24/01/2023).
Namun, bukan itu saja faktor lainnya yang menjadi alasan yakni faktor ekonomi, traumatis, bullying dan sebagainya. Maka pihaknya terus melakukan upaya dalam menangani kasus tersebut meulai dari sosialisasi hingga kunjungan ke sekolahan.
“Kalau tidak bisa menanganinya, kita akan minta bantuan Dinsos P2PA. Serta kita mengadakan konseling supaya tidak terulang kembali,” imbuhnya.
Selain itu, untuk anak yang tidak sekolah karena kasus bullying Disdik akan berkoordinasi dengan sekolahan dan pemerintah setempat untuk mencari tahu alasan anak tersebut tidak sekolah.
“Kalau memang tidak sekolah karena alasan waktu bisa lewat pendidikan non formal, seperti paket misalnya atau PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) di situ ada pertemuan yang intinya mengajak mereka agar sekolah kembali non formal,” lanjuatnya.
Menurutnya salah satu upaya yakni dengan adanya sebuah inovasi yang bisa saling menguatkan selain beasiswa untuk menurunkan angka anak yang tidak bersekolah.(Kushermanto)