Djonews.com – Semarang, Para pemilik toko seragam sekolah prediksi penjualan pada tahun ini akan menurun. Pasalnya, sampai jelang pertengahan Juni ini belum ada serbuan dari pembeli.
Hal ini jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang sejak awal Juni penjualan seragam sekolah sudah tinggi. Siti Fatimah, 60, pemilik toko seragam sekolah “M. Syahir”, Jalan Kauman 15, Semarang, turut merasakan hal tersebut.
Sejak memasuki bulan Juni hingga kemarin, Kamis (11/6), baru beberapa potong seragam sekolah yang terjual, tak sampai lima sepuluh potong. Padahal, lanjut dia, pada tahun-tahun sebelumnya tokonya selalu ramai pembeli seragam sekolah tiap awal Juni hingga pertengahan Juli.
“Baru satu-dua potong yang terjual. Saya lupa berapa persisnya, yang jelas belum sampai sepuluh potong,” katanya, Kamis (11/6).
Ia memprediksi penjualan seragam sekolah tahun ini akan turun. Faktornya, kata dia, selain sulitnya perekonomian masyarakat akibat pandemi, juga karena belum adanya kepastian siswa akan kembali masuk sekolah atau tetap belajar di rumah.
“Bukan pesimis, tapi ini prediksi. Sebagai pelaku usaha, saya juga perlu memperhitungkan hal-hal semacam itu. Jadi agar tidak kaget sewaktu-waktu itu terjadi,” katanya.
Hal serupa juga terjadi di toko “Sakura Evolution”, Jalan Kauman 60-62. Toko yang menjual aneka seragam termasuk seragam sekolah ini juga belum banyak kedatangan pembeli seragam sekolah.
Menurut Virgo, salah satu karyawan toko itu, belum ada serbuan pembelian seragam sekolah seperti tahun-tahun sebelumnya. “Biasanya jelang pertengahan Juni seperti ini kami sudah menjual hampir seratus potong. Puncaknya biasanya terjadi pada akhir Juni. Tapi tahun ini, sampai saat ini, kami baru beberapa potong seragam sekolah yang sudah terjual. Kira-kira tak sampai dua puluh potong,” katanya.wid