Semarang, Ada sekitar 50 mahasiswa dari beberapa aktifis yang tergabung ke dalam Aliansi Mahasiswa UNNES mengepung gedung Rektorat Universitas Negeri Semarang dengan melakukan orasi tuntutan kepada Rektor UNNES, Prof Dr Fathur Rokhman.
Dalam aksinya mahasiswa membawa 10 tuntutan atau Sepuluh Perintah Mahasiswa (Seperma), namun tuntutan tersebut gagal diberikan kepada Rektor UNNES karena hingga pukul 13.00 Rektor UNNES tidak menemui para Mahasiswa tersebut.
Sebelumnya aksi para Mahasiswa ini sempat bertemu dengan Wakil Dekan III FMIPA, Dr Parmi dan Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Dr Abdurrahman. Dalam pertemuan tersebut kedua orang tersebut akan menyampaikan orasi yang digelar olah para Mahasiswa.
“Nanti kalau butuh dialog tentang realisasi kebijakan, yang jelas semua masukan akan di pelajar. Akan kita adakan pertemuan dengan rektor melalui aplikasi zoom,”kata Dr Abdurrahman, Kamis (25/6).
Selain itu, para Mahasiswa tersebut kompak mengenakan almamater UNNES, masker, dan saling Social Distancing. Aksi itu sendiri dilakukan karena mahasiswa merasa aspirasinya tak pernah ditanggapi secara serius, dengan demikian mereka kompak memberikan simbol “kartu merah”.
“Tanggal 2 Juni kemarin kami sudah aksi dan hari ini kami lanjutkan. Namun nyatanya pak rektor tidak menanggapinya,”kata Ketua Umum BEM KM UNNES, Fajar Ahsanul Hakam, dalam orasinya.
Ditambahkannya, saat ini UNNES sedang tidak baik-baik saja karena dirundung berbagai masalah. Sehingga, peserta aksi mengajukan Superma untuk Rektor Unnes. Pertama, mahasiswa meminta transparansi keuangan kampus selama pandemi.
Kedua, meminta agar UKT seluruh mahasiswa aktif di semester ganjil dikembalikan atau dipotong dengan mekanisme jelas dan transparan. Kemudian, menuntut perpanjangan waktu batas akhir kelulusan bagi mahasiswa yang menempuh skripsi menjadi akhir semester ganjil sebagai syarat pembebasan penuh UKT.lius
Tinggalkan Balasan