Kategori: Budaya

  • Meriahkan  Imlek, Ratusan Siswa Bikin Pertunjukkan Opera

    Djonews.com, KENDAL – Perayaan Tahun Baru Imlek 2574 di Kelenteng Tri Dharma Weleri disajikan Opera Sampek Engtay, yang dipersembahkan siswa-siswi SMP Kanisius Weleri, Minggu (22/1/2023).

    Disutradarai Petrus Suranta, pertunjukan opera Sampek Engtay berhasil memukau seluruh tamu undangan yang hadir.

    Acara digagas oleh Fenny Surja Panca Padma Grup dan segenap pengurus Kelenteng berjalan dengan baik dan lancar.

    Opera Sampek Engtay mengisahkan sebuah kisah cinta dari negeri Tiongkok yang memang tak ada habisnya.

    Bahkan, salah satu cerita legendaris ini telah berakar kuat di Indonesia. Cerita romansa yang berakhir penuh kesedihan ini digarap begitu apik.

    Legenda Sampek Engtay ini konon terjadi di masa Dinasti Chin di dataran Tiongkok dan cerita ini sudah ada di tengah-tengah masyarakat selama lebih dari 1460 tahun.

    Opera Sampek Engtay ini mengkisahkan seorang gadis bernama Engtay yang menyamar menjadi laki-laki untuk bisa bersekolah.

    Diceritakan, dalam perjalanan menuju sekolah, Engtay berkenalan dengan Sampek, dan mereka pun langsung merasa cocok dan bersumpah menjadi saudara.

    Laman: 1 2

  • Kemeriahan Imlek, Makan Bersama di Meja Panjang

    Djonews.com, SEMARANG – Perayaan Imlek di Kota Semarang makin terlihat meriah karena adanya gelaran Tuk Panjang (Makan Bersama di meja panjang), di Pasar Imlek Semawis, di Sepanjang Jalan Gang Baru sampai Jalan Gang Warung Kelurahan Kranggan Kecamatan Semarang Tengah, Jumat (20/1/2023).

    Tuk Panjang 2023 ini mengangkat tema “Hanebu Sauyun (Tebu Serumpun). Unsur Forkopimda Kota Semarang dan Ratusan warga tumpah ruah dalam kegiatan ini.

    Ketua Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata Harjanto Halim mengungkapkan jika kegiatan ini dilaksanakan secara sederhana dalam bentuk makan bersama di atas meja panjang (tuk panjang) yang memiliki arti banyaknya keberagaman masyarakat namun tetap bersatu.

    “Sementara, Kenapa Pasar Imlek Semawis diadakan di gang Baru? Karena hal tersebut atas usulan dari warga Kelurahan Kranggan yang menganggap asal muasal Imlek,” kata Harjanto Halim.

    Ditempat yang sama, Ketua Harian Perserikatan Organisasi Indonesia Tionghoa Yoga Pamamanan menambahkan pihaknya sangat bangga bahwa di Kota Semarang toleransinya sangat tinggi.

    “Bahkan karena kebersamaannya, tidak ada konflik yang timbul,” kata Yoga.

    Laman: 1 2

  • Klenteng Tay Kak Sie Gelar Penyembahan untuk Arwah

    Djonews.com, KOTA SEMARANG  – Dari kejauhan sudah tercium aroma wangi dupa yang berasal dari sebuah klenteng Tay Kak Sie yang sedang mempersiapkan acara sembayangan arwah atau King Ho Ping.

    Bahkan, didalam klenteng tersebut nampak pengurus sedang sibuk seperti mempersiapkan pesta besar pada umumnya. Salah satunya Mariati yang sedang mempersiapkan sembahyangan tersebut.

    Wanita ramah yang mempunyai rambut pendek terlihat mondar-mandir membawa makanan untuk ditata sebagai jamuan sebelum para arwah kembali ke dunianya.

    “Berbagai sesaji yang  disiapkan, khusus untuk arwah gentayangan atau tanpa keluarga,” katanya, Jumat (26/8/2022).

    Ia mempercayai saat gerbang dunia arwah dibuka para arwah berkunjung ke keluarga dan menikmati sesaji, untuk itu sesaji ini khusus untuk arwah tanpa keluar.

    Tak hanya sesaji biasa, menurut Mariati berbagai jenis makanan dan minumannya seperti susu, arak, daging hingga bubur disajikan untuk para arwah.

    “Ada juga makanan vegetarian yang disajikan untuk pesta para arwah,” katanya.

    Selain menggelar sembahyang arwah, klenteng Tay Kak Sie juga turut membagikan 22 ton beras yang dibagi dalam 3.900 paket sembako kepada warga.

    “Ribuan paket sembako itu dibagikan ke sembilan kelurahan yang ada di sekitar klenteng,” tutur Novi Sovian Ketua Pelaksanaan King Ho Ping Klenteng Tay Kak Sie.

    Adapun Pembina Budha dari Kemenag Provinsi Jateng, Karbono yang hadir dalam acara, mengaku sangat mengapresiasi kegiatan di Klenteng Tay Kak Sie.(Haris Akbar Tanjung)

  • Ziarah ke TMP Ungaran, Sebagai Bentuk Penghormatan

    Djonews.com, KABUPATEN SEMARANG – Dalam rangka memperingati HUT Polwan ke 74, Polwan Polres Semarang melaksanakan kegiatan ziarah dan tabur bunga di Taman Makam Pahlawan (TMP) Bhakti Pratiwi Babadan Kec. Ungaran Barat, pada Rabu (24/8/2022) kemarin.

    Ziarah dan tabur bunga HUT Polwan Ke 74 yang jatuh pada setiap tanggal 1 September tersebut dipimpin langsung Kabag SDM Kompol Dewi Indah Utami SH, SIK., dan diikuti 30 Polwan perwakilan jajaran Polres Semarang.

    “Kami melaksanakan ziarah di Taman Makam Pahlawan Bhakti Pratiwi kali ini sebagai wujud hormat kami kepada para pahlawan kusuma bangsa. Semoga dengan kegiatan ini memberi tauladan kepada kami Polwan Polres Semarang,  dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat di Kabupaten Semarang,” ujarnya.

    Tak hanya, kegiatan Ziarah ke Taman Makam Pahlawan, pihaknya menambahkan ada beberapa kegiatan yang sebelumnya sudah dilakukan.

    “Selain itu kami juga menyelenggarakan Bhakti kesehatan yakni dalam kegiatan BIAN (Bulan Imunisasi Anak Nasional). Bhakti Religi, serta anjangsana,” imbuhnya.(Fauzi Rohmat)

  • Pameran Pusaka, Hilangkan Kesan Menakutkan

    Djonews.com, SEMARANG  –  Pecinta Tosan Aji, Perta Semar Semarang menggelar pameran dan bursa pusaka tosan aji di Gedung Monodiephuis, Kota Lama Semarang.

    Pameran dan bursa pusaka tosan aji ini akan digelar selama 4 hari, yakni dari Senin 22 Agustus hingga Rabu 24 Agustus 2022.

    Ketua Panitia Pameran dan Bursa Pusaka Tosan Aji, Adwi Sujatmiko menjelaskan, acara ini punya maksud untuk melestarikan budaya dari benda-benda pusaka tosan aji yang dibentuk pada tahun 2017.

    “Pameran ini dihadiri oleh peserta se-Nusantara, dari Malang, Trenggalek, Tegal, Surabaya, Jakarta, Madiun, Solo, Jogja, dan di berbagai kota lainnya,” ujarnya, Selasa (23/8/2022)

    Selain itu Dwi memaparkan tujuan dari acara ini sebagai edukasi agar keris atau benda pusakan bukan barang yang menakutkan dan penuh klenik.

    “Kalau anak-anak muda kan takut sama keris, pedang, tombak, dan tosan aji lainnya. Kita mengedukasi mereka kan pembuatannya alat itu sulit, dan ini warisan budaya yang indah,” ujarnya.

    Pameran keris digelar di lantai bawah Gedung Monod dengan diletakan di dalam pitrin. Kemudian di lantai atas tempat bursa dilangsungkan ada sekitar 80 peserta.

    “Pitrin ini kan tempat yang bisa mencakup lima keris atau pusaka tosan aji. Tosan aji itu kan besi yang dilestarikan seperti tombak, keris, pedang,” jelasnya.

    Salah satu peserta yakni Budi Susanto mengaku kegiatan ini cukup bagus dan mempererat tali silaturahmi.

    “Selain bagian dari komitmen melestarikan budaya. Kita juga mempererat tali silaturrahmi tosan aji,” kata Budi yang berasal dari Paguyuban Patra Ganesa Slawi Tegal.

    Budi mengaku membawa lebih dari 20 pusaka tosan aji yang terdiri dari keris, tombak, dan pedang. Semua pusaka itu dihargai kisaran Rp 1,5 juta hingga Rp 24 juta.

    “Harganya tergantung pada kriteria pusaka. Soalnya pusaka yang baik dikerjakam oleh empu yang baik. Kalau yang paling tua dari saya ada yang dari zaman Kerajaan Singosari,” ungkapnya.(Haris Akbar Tanjung)

  • Unik ! Sekeluarga Buka Bengkel Kepala

    Djonews.com, SEMARANG –  Jika Idul Adha tiba ada satu tradisi turun menurun di Kampung Bustaman Semarang yakni Bengkel Kepala.

    Bengkel Kepala Kampung Bustaman tentu maksudnya merujuk pada kepala kambing dan kepala sapi kurban hasil penyembelihan saat Idul Adha.

    Kemudian meski namanya “bengkel” namun Bengkel Kepala Kampung Bustaman tidak punya fungsi memperbaiki sesuatu sebagaimana bengkel pada umumnya.

    “Kami lebih membedah kepala kambing sama sapi. Kan tidak semua orang bisa atau mau membongkar kepala. Nah, kami menyediakan jasa itu,” terang Anita (42) salah seorang penyedia jasa bengkel kepala.

    Anita kemudian juga menjelaskan jika Bengkel Kepala Kampung Bustaman bukan baru-baru ini hadir, bahkan sudah turun-temurun.

    Lalu biasanya penyedia jasa bengkel kepala di Kampung Bustaman dikerjakan oleh satu keluarga.

    “Iya, ini semua keluarga. Ada yang adik, om dan keponakan,” ujarnya.

    Bengkel kepala ini maksudnya juga bukan begitu saja membedah-bedah kepala.

    Namun mengambil organ-organ yang bisa dimanfaatkan, misalnya yakni bagian otak atau lidah.

    Teknis yang digunakan yaitu dimulai dengan merendam kepala sapi atau kambing di sebuah dandang yang besar dengan air yang cukup mendidih.

    Perebusan ini fungsinya tak lain untuk membuat lunak tulang kepala dan merontokan bulu-bulu.

    Kemudian tidak berselang lama kepala diangkat lalu dibongkar dengan pisau atau golok.

    “Organ-organ penting tadi kami serahkan kembali kepada pemilik,” sambungnya.

    Tidak hanya kepala saja yang ditangani di bengkel kepala ini. Tapi juga kaki-kaki kambing dan sapi.

    Tarif yang dipatok di bengkel kepala ini beragam, tergantung juga pada permintaan pelanggan.

    Anita membeberkan jika satu set kambing yang terdiri dari kepala dan kaki harganya antara Rp50 ribu dan Rp 60 ribu. Sementara untuk sapi bisa sampai Rp300 ribu.(Eko Sujatno)

  • Raih MURI, Pemkab Demak Toreh Sejarah

    Djonews.com, DEMAK –  Museum Rekor Indonesia (MURI) adalah lembaga pencatat rekor pertama di Indonesia yang didirikan oleh Jaya Suprana pada tanggal 27 Januari 1990 dengan tujuan untuk mengapresiasi sebuah bentuk karsa maupun karya yang diciptakan oleh setiap warga negara Indonesia, serta mendukung sarana pencatat sejarah dan menginspirasi profesionalisme dan integritas generasi penerus.

    Hal itu diungkapkan Representatif dari MURI  Sri Widayati pada acara penganugerahan kepada Pemkab Demak sebagai pemrakarsa pawai delman terbanyak, dalam iringan prajurit patang puluhan, Minggu (10/7/2022)  di Kadilangu Demak.

    Bupati Demak Eisti’anah  menerima piagam penghargaan Pemrakarsa dan Penyelenggara Pawai Delman Terbanyak Dari MURI yang menumbangkan rekor sebelumnya dipegang oleh Pemkab Bogor sebanyak 123 delman. Rekor ini tercatat sebagai rekor yang ke-10.426 di Museum Rekor Dunia Indonesia.

    “Bukan kali pertama, lanjut Widayati, Kabupaten Demak mencatatkan prestasinya di MURI, karena sebelumnya kami telah mencatat beberapa rekor yang pernah dicapai. Diantaranya adalah kerja bakti membersihkan sungai terpanjang pada 5 Februari 2006, festival kuda kepang terlama 36 jam pada 6 Desember 2009,” ujar Wida.

    “Ada ruwatan dengan peserta terbanyak pada Desember 2012, membersihkan sungai dengan peserta terbanyak 27.000 orang pada Juni 2014 dan khatam Al-Quran dan terjemahannya dengan peserta terbanyak 11.983 orang pada Oktober 2018,” lanjutnya.

    Sementara itu Plt. Ka. Dinas Pariwisata Kabupaten Demak Endah Cahya Rini menyampaikan bahwa kegiatan grebeg besar yaitu iring-iringan prajurit patangpuluhan sudah dua tahun tidak dilakukan, dan untuk tahun ini Pemkab berkeinginan agar perayaan grebeg besar bisa meriah, semarak dan akbar.

    “Seperti kita ketahui bahwa dokar adalah salah satu transportasi tradisional yang pernah jaya pada jamannya. Pada tahun ini kita bisa memecahkan rekor MURI dengan 137 delman dan 2 kereta kencana. Tentunya kita berharap untuk selanjutnya bisa memecahkan rekor MURI yang lain,” jelasnya.(Putra Janoko)

  • Tak Pakai Amplop, Tradisi Sangon Manten Viral

    Djonews.com, DEMAK – Indonesia memang memiliki beragam budaya dan tradisi dalam melaksanakan berbagai acara. Seperti halnya dalam sebuah acara pernikahan, tentunya banyak sekali macam adat yang biasa digunakan, mulai dari adat Jawa, Sunda, hingga Sumatra.

    Seperti dalam sebuah acara pernikahan yang dilaksanakan di Demak, Jawa Tengah ini. Sebuah video yang diunggah oleh akun media sosial Abumuis, tradisi Sangon Manten ini berhasil mencuri banyak perhatian netizen. Bahkan hingga saat ini videonya pun sudah viral dan disaksikan lebih dari 2 juta penonton.

    Memberi sumbangan kepada pengantin, tentu sudah jadi kegiatan yang lumrah. Tamu undangan yang hadir biasanya akan memberikan sumbangan berupa kado maupun uang yang dimasukan ke dalam amplop dan kotak sumbangan.

    Namun dalam tradisi Sangon Manten ini ada yang berbeda dan menarik banyak perhatian

    Mengutip sebuah video yang diunggah oleh akun TikTok Abumuis, sebuah acara penikahan di Mrangen, Demak, Jawa Tengah menjadi viral dan disaksikan jutaan penonton. Dalam acara pernikahan tersebut dilakukan sebuah tradisi Sangon Manten dimana para tamu undangan memberi sumbangan tanpa amplop di depan mempelai yang diletakan pada kain jarik di hadapan banyak orang.

    Biasanya memberi sumbangan dengan amplop dan dimasukan ke kotak sumbangan, tentu bila menghadiri acara pernikahan seperti ini akan kaget. Namun tradisi ini ternyata sudah lazim dilakukan di Demak. Bahkan di daerah lain sekitar Demak pun melakukan kegiatan yang sama namun dengan nama yang berbeda. Seperti di Pekalongan disebut Tumplek Ponjen.

    Menyaksikan tradisi Sangon Manten banyak netizen pun menanggapi hal tersebut dengan berbagai komentar. Ada pula yang menceritakan pengalamannya saat menikah dengan tradisi tersebut, hingga ada yang kaget karena tentu malu memberi sumbangan sedikit bila menggunakan tradisi Sangon Manten.

    “aku kemaren desember nikah juga gitu namanya tumplek ponjen . aku anak pertama suami anak terakhirr” tulis akun Fii Fify

    “di tegal namanya poyanan lucu dulu.aku bgt thn 1992 dpt banyak banget 200 ribu buat modal usaha krn gaji suami 70 ribu” tulis akun bunda ipah 75

    “auto sng ngamplopi biasane 10 ewu lngsng minder, balik kanan..salam tonggo” tulis akun user@nengulya_91.(Putra Janoko)

  • Jadikan Sirkuit Mijen Untuk Event Semarang Night Carnival

    Djonews.com, SEMARANG – Wali Kota Semarang Hendar memilih Sirkuit Mijen jadi lokasi gelaran Semarang Night Carnival 2022. Semarang Night Carnival sendiri akan digelar bersamaan dengan pelaksanaan pertemuan Kota Sehat, pada akhir Maret 2022.

    “27 sampai 30 Maret 2022, Kota Semarang akan menjadi tuan rumah Healthy City Summit, Semarang Night Carnival akan menjadi bagian dari rangkaian kegiatan tersebut,” katanya, Minggu (6/3/2022).

    Pemilihan Sirkuit Mijen sebagai lokasi gelaran Semarang Night Carnival yang rencananya diselenggarakan pada 28 Maret itu, kata dia, didasarkan atas berbagai pertimbangan.

    “Pemilihan Sirkuit Mijen bertujuan agar lebih mudah dalam pengaturannya mengingat masih salam situasi pandemi Covid-19,” kata pria yang akrab disapa Hendi itu.

    Sirkuit Mijen yang berada di wilayah tenggara Kota Semarang itu, kata dia, akan mulai dioptimalkan sebagai upaya mendorong perekonomian Kota Semarang.

    Sirkuit seluas 5,1 hektare tersebut, lanjut dia, juga mulai digunakan untuk penyelenggaraan Pasar Minggu Pagi.

    “Pemulihan ekonomi bisa terus didorong jika seluruh elemen memiliki komitmen yang sama,” katanya.man