Usai pemukulan kata dia, lurah langsung dilarikan ke RS Tugu untuk visum dan penanganan medis. Warga tersebut mengaku jika pembangunan jembatan yang memang menggunakan dana pribadi salah seorang warga sudah didiskusikan bersama warga lainnya dan mendapat persetujuan dari RT, RW dan Lurah setempat. Ia mengaku jembatan tersebut nantinya digunakan untuk kepentingan bersama.
Warga sekitar mengaku tidak terima dengan apa yang dilakukan oknum atas pemukulan terhadap Lurah Cabean. Pasalnya selama ini memang warga telah mengajukan izin ke Lurah dan sudah mendapat persetujuan.
“Jembatan untuk fasilitas umum bagi warga, bukan untuk kepentingan pribadi. Memang yang membuat swadaya tapi digunakan untuk orang banyak, kalau memang untuk pribadi kan bukan dari jalan umum ke jalan umum,” tuturnya.
Ia menuturkan musyawarah bersama warga juga sudah sering dilakukan sebelum melakukan pembangunan jembatan tersebut. Namun hingga kini pembangunan jembatan tersebut belum mendapat izin secara tertulis dari DPU Kota Semarang.
“izin RT, RW, Lurah sudah dilakukan, tapi memang di DPU izin masih berjalan, jadi katanya dari DPU kalau membangun fasum untuk kepentingan umum tidak perlu izin kesana (DPU), cukup dari RT, RW dan Lurah, Camat makanya kami ikuti petunjuk PU,” terang dia
Sementara, Kepala Satpol PP Kota Semarang Fajar Purwoto SH MM membantah bila anggotanya memukul lurah.
“Itu memang anggota Satpol PP tapi tidak memukul. Hanya mendorong,” kata Fajar
Ia menegaskan saat ada proses pembongkaran suatu bangunan, pihak lurah dan camat tak boleh berkomentar atau ikut campur. Sebab semua kebijakan tentunya sudah melalui persetujuan Walikota.
“Saya tegaskan bahwa jika sudah ada rekom bongkar, maka saya bongkar. Lurah dan camat tidak boleh membantah atau kompromi. Lurah dan camat harus dukung kebijakan Satpol PP. Kalau endak mendukung malah lucu, jadinya jeruk makan jeruk. Saya pastikan beberapa hari kedepan jalan akan saya bongkar. Saya turun langsung pimpin pembongkaran,” tandas dia.(Eko Sujatno)
Tinggalkan Balasan