Berkomunikasi dengan anak adalah salah satu hal penting dalam pengasuhan. Sayangnya, tidak selamanya komunikasi yang terjalin selalu mengeluarkan kata-kata yang baik.
Ada kalanya Anak sedang tidak mudah diajak bekerja sama. Ada juga kalanya Orang tua sedang memiliki suasana hati yang kurang baik untuk menghadapi tantrumnya anak.
Saat-saat seperti itu, biasanya kalimat yang keluar akan jadi penyesalan. Agar tidak menyesal, ada baiknya mengetahui kalimat apa saja yang sebaiknya tidak dikatakan pada anak.
Disusun Djonews, inilah 8 kalimat yang sebaiknya tak dikatakan pada anak.
1. ‘Kamu kenapa sih?’
Seringnya, ini jadi kalimat yang keluar dari mulut orang tua saat mendapati anaknya melakukan sebuah hal yang dianggap salah di mata orang tua.
Padahal, belum tentu itu salah sepenuhnya. Dengan mengeluarkan kalimat ini, anak jadi bertanya-tanya, apakah ia benar-benar salah. Juga, mereka akan merasa jadi pribadi yang buruk seehingga jadi serba salah.
Daripada mengeluarkan kalimat itu, lebih baik tanyakan dulu alasan kenapa ia melakukan hal tersebut. Alasan yang diungkapkannya mungkin bisa membuat kamu berubah pikiran.
2. ‘Tunggu sampai Papa pulang, ya!’
Mungkin anak terus bertingkah sampai kamu lelah dan bosan memberitahunya. Sampai keluarlah kalimat ‘tunggu sampai papa pulang, ya!’
Ini sebaiknya tidak boleh dilakukan karena dengan begitu kamu memberi tahu mereka bahwa yang bisa mendisiplinkan mereka hanya papa. Padahal, penting sekali mereka tahu bahwa kamu (sebagai mama atau kakak) juga harus didengaaar dan dipatuhi.
3. ‘Mama takkan memaafkanmu’
Apapun yang keluar dari mulut mama dianggap hal serius bagi anak. Bayangkan betapa sedihnya ia saat mama mengatakan takkan memaafkannya.
Meski pada kenyataanya, kamu tak benar-benar bermaksud demikian. Namun anak akan merekam perkataan itu sampai selamanya.
Selain itu, anak juga akan belajar dari orang tua. Saat mereka mendengar bagaimana mudaahnya kamu takkan memaafkan kesalahan, maka mereka juga akan melakukan hal yang serupa.
Jika kamu ingin anak belajar tentan memaafkan, maka kamu juga harus belajar memaafkan segala yang dilakukannya. Lagipula, mereka masih kecil.
4. ‘Udah gapapa!’
Mungkin anak kesal dan menangis saat berebut mainan. Atau, kecewa dan menangis saat tidak didengnarkan keinginannya. Bagi orang dewasa itu mungkin hal sepele, tapi bagi anak-anak ini adalah waktunya mengenal perasaan.
Menghargai perasaan anak adalah hal penting. Sering mengeluarkan kalimat seperti ‘udah gapapa!’ Saat mereka sedang mengeluh bisa melukai perasaannya.
Anak yang terus diabaikan perasaannya akan belajar untuk mengabaikan perasaannya sendiri. Jangan sampai anak jadi memiliki penyakit mental karena hal ini.
5. ‘Aku tinggal kamu di sini, ya!’
Kalimat ini sama sekali tidak efektif. Anak takkan jadi lebih baik danmenyadari tingkahnya yang tidak tepat jika kamu mengatakan akan meninggalkannya.
Daripada melakukan hal tersebut, lebih baik memberi pengertian mengapa harus mendengarkan kamu dan pergi ke tempat selanjutnya. Kalau pun ia ingin lebih lama berada di sana, beri waktu untuknya agar lebih mudah melanjutkan perjalanan.
6. ‘Kamu dalam masalah besar’
Bagi sebagian anak, mereka tak mengerti seperti apa itu berada dalam masalah besar. Jadi kalau pun kamu mengancam dengan kalimat tersebut,mereka takkan mengerti maksudnya.
Belum lagi jika kamu benar-benar menghukumnya tanpa menjelaskan apa salah anak. Mereka hanya akan kebingungan dan tak mengerti mengapa di hukum.
Lebih baik kamu menjelaskan kenapa hal itu salah dan memberi pengertian mengenai hal yang benar dan salah agar mereka mengerti.
7. ‘Berhenti menangis!’
Sama sepeti kalimat ‘udah gapapa’, kalimat ‘berhenti menangis’ juga memiliki efek yang mirip. Anak yang menangis berarti sedang mengekspresikan perasaannya.
Mereka belum paham apa itu sedih, kesal, atau kecewa. Hasilnya, mereka akan sering menangis saat mendapati aneka perasaan tersebut.
Menyuruhnya berhenti menangis berarti membiarkan perasaannya diabaikan begitu saja. Ada baiknya kamu membantunya mengurai perasaannya.
Beritahu apakah tangisannya karena kesal, sedih, atau keccewa. Ia akan belajar perlahan dan mengerti seperti apa suasana hatinya.
8. Komentar tentang fisiknya
Tanpa disadari, mereka yang memiliki masalah kepercayaan diri biasanya hadil dari orang tuanya. Secara tak sadar, mungkin sering berkomentar mengenai bagaimana bentuk rabutnya, warna kulitnya, dan cara berpakaiannya.
Berkomentar tentang tubuh anak akan membuat mereka berpiki benar-benar berbeda. Alhasil, anak jadi tidak percaya diri dan mudah terpengaruh dengan perkataan orang lain.
Ada baiknya kamu menerapkan konsep bahwa setiap anak diciptakan dengan keadaan sempurna dan tak ada orang yang jelek. Semua unik dengan caranya masing-masing.
Bicara yang baik atau lebih baik diam. Setidaknya itulah yang bisa jadi pertimbangan saat ingin mengungkapkan kalimat-kalimat di atas. Bagaimana pun, anak akan selalu mendengarkan serius semua perkataan yang keluar dari mulut orang tuanya.
Semoga bermanfaat, jangan lupa untuk tetap mendo’akan yang terbaik bagi anak!
Tinggalkan Balasan