Banyak orang tua yang bingung melatih anak yang tidak mau mendengarkan perkataan mereka maupun orang lain. Hal ini sangat mengkhawatirkan, bagaimana keadaan anak kedepannya. Akankah anak menjadi orang yang sulit menerima arahan atau menjadi anak pemberontak ketika melakukan hal sebaliknya. Tetapi sebenarnya hal ini wajar saja, lho..
Menurut para ahli, balita masih kesulitan untuk fokus pada perkataan dan arahan orang tua. Balita sangat mudah teralihkan. Seperti dilansir dari Parents.com, Psikologi Rahil Brigss, Psy.D., mengatakan, ‘balita tidak memiliki kemampuan untuk tetap fokus pada satu hal, tidak seperti anak diatas lima tahun. Balita cenderung setelah beberapa menit berkomunikasi, mereka akan berpindah ke hal lainnya.’
Jadi, jika anak tidak mengikuti perkaataan kamu, itu bukan berarti anak memberontak ya. Anak melakukan hal sebaliknya dari perkataan, dikarenakan ia sedang mengambil langkah pertamanya untuk menjadi dirinya sendiri. ‘Balita tidak selalu mengikuti perintah orang tua, karena ia sedang melenturkan kemampuan kemandiriannya,’ tambah Rahil Brigss, Psy.D.
Tetapi kamu bisa mencoba 5 hal ini untuk melatih anak agar bisa mendengarkan orang lain. Berikut cara melatih agar anak mamu mendengarkan orang lain yang sudah dirangkum Djonews.com :
1. Gunakan Boneka Karakter Lucu
Boneka dapat memikat dan menangkap perhatian anak dengan cepat. Kamu bisa bersuara dengan gaya suara yang lucu sambil memperagakannya.
Minta anak untuk melakukan sesuatu, seperti bertepuk tangan atau mengambil mainan. Ketika kamu memperagakan boneka sedang meminta mainan pada anak, ia bisa saja akan merasa tertarik dan tanpa sadar mengikuti perintahnya.
Cara ini membuat anak tidak lagi merasa bosan untuk terus mendengarkan perintah orang tua. ‘Selain cara itu anak juga tidak merasa kemandiriannya terancam,’ jelas Kimberley Clayton Blaine, penulis The Go-To Mom’s Parents’ Guide to Emotion Coaching Young Children.
2. Bermain Berburu Harta Karun
Buatlah anak penasaran dengan bermain “Temukan Mainanmu”. Sembunyikan mainan dan minta anak mencarinya.
Ketika bermain, coba kamu berikan intstruksi seperti, ‘Lihat ke dalam lemari’. Cara ini bisa memperkuat ingatannya saat anak menyelesaikan permainan.
Kamu bisa memberikan instruksi yang lebih rumit ketika anak sudah semakin tumbuh besar, seperti ‘buka kotak biru dan sebuah buku merah’. Berikan pujian jika ia telah menyelesaikan permainan. Cara ini efektif lho buat membangun fokusnya.
3. Mengajaknya Memperagakan Mimik
Ketika ada sebuah suara agak jauh, ajak anak untuk memperhatikannya. Dengan mimik wajah kamu yang serius sambil berkata, ‘Dek, denger deh di luar ada apa tuh, kucing mengeong ya?’
‘Kemudian setelah itu, mintalah anak untuk memperagakan suara yang ia dengar, jika ia terlihat ragu, berikan ia dorongan dengan membantunya memperagakan suara itu. Kemudian beri anak semangat dengan memuji usahanya,’ kata Mari Blaustein, direktur Early Childhood Initiatives for GrowUpLearning.com.
4. Menyanyikan lagu-lagu bersama Anak
Lagu cicak-cicak di dinding atau hanya lagu yang kamu buat-buat sendiri dengan ditambahkan gerakan dan musik bisa jadi cara menyenangkan untuk melatih anak mau mendengarkan orang lain.
Gerakan bisa membantunya mengingat kata-kata. Ketika kamu ingin meminta anak menyikat gigi atau melipat bajunya sendiri, kamu bisa buat lagu interaktif untuknya, agar anak jadi lebih mudah untuk mengingatnya. Nyanyikan lagu lebih lambat dan perbanyak gerakan untuk balita usia 1-3 tahun.
Daripada membentak anak yang akhirnya membuatnya menolak perintah, lebih baik nyanyikan lagu interaktif seperti, Cuci Tangan Sebelum Makan menggunakan nada lagu naik-naik ke puncak gunung.
Ketika kamu membutuhkan anak untuk melakukan hal itu, dorong anak untuk ikut menyanyikannya bersama. Anak akan lebih rela melakukannya tanpa harus ada perlawanan.
5. Ajak anak bermain “Ikuti Jejakku”
Malam hari ketika suasana mulai gelap. Menjadi waktu yang tepat untuk mengajaknya bermain ‘ikuti jejakku’. Sorot beberapa objek dengan lampu senter dan tanang anak untuk mengikuti jejak senter milik kamu, sepeti ‘ayo, coba ikuti arah lampu senter Papa kalau bisa.’
Bermain-main dengan senter menjadi suatu hal yang baru bagi anak. Cara ini bisa membuatnya mudah untuk mendengarkan arahan selanjutnya dari kamu. Meredupkan cahaya ruangan sekitarnya akan membantu anak untuk memblokir gangguan lain, seperti mainan favoritnya.
Untuk balita usia sekitar 4-5 tahun, tantang anak untuk menyalin pola gerakan lampu senter yang kamu buat. Selain membuatnya menjadi lebih fokus dengan suatu hal, cara ini juga dapat membuatnya mampu mengatasi ketakutan akan kegelapan.
Semoga cara ini membantu kamu dalam menghadapi anak untuk bisa mendengarkan arahan dari orang tua mauppun orang lain.
Tinggalkan Balasan